Survei BI Tunjukkan Kenaikan Rencana Investasi
Berita

Survei BI Tunjukkan Kenaikan Rencana Investasi

Jakarta, hukumonline. Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukkan adanya peningkatan jumlah responden yang berencana melakukan investasi pada triwulan ini. Ekspor non migas kumulatif pun meningkat dari sebelumnya. Kondisi perbankan secara umum juga menunjukkan kinerja yang terus membaik. Pertanda kegiatan ekonomi terus meningkat?

Oleh:
Bam/APr
Bacaan 2 Menit
Survei BI Tunjukkan Kenaikan Rencana Investasi
Hukumonline

Sinyalemen peningkatan rencana investasi itu mengemuka pada Rapat Dewan Gubernur BI yang diselenggarakan untuk menetapkan kebijakan umum di bidang moneter. Selain itu, rapat juga membahas perkembangan ekonomi, laju inflasi, dan arah kebijakan moneter sampai akhir 2000.

Rapat Dewan Gubernur BI itu sendiri adalah dalam rangka memenuhi ketentuan Pasal 43 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang BI. Dalam rapat tersebut terungkap beberapa indikator kecenderungan peningkatan kegiatan investasi tersebut.

Pertama, meningkatnya volume impor yang secara kumulatif sejak Januari sampai September 2000 meningkat 19,70% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Kedua, meningkatnya penyaluran kredit baru perbankan. Ketiga, meningkatnya penjualan mobil baik untuk kendaraan niaga dan non-niaga, penjualan semen, dan indeks penjualan retail.

Namun demikian BI mengakui, kestabilan harga secara umum terus mengalami tekanan sebagai dampak dari kebijakan pemerintah di bidang harga dan pendapatan yang diiringi dengan meningkatnya aktivitas ekonomi.

Tekanan inflasi pada kisaran 5%-7% yang terjadi sepanjang tahun ini terutama sebagai akibat dari dampak langsung kebijakan harga dan announcement effect dari kebijakan pendapatan (administered price and income policies) oleh pemerintah, berupa kenaikan harga BBM dan kenaikan gaji atau pensiun pegawai negeri sipil, TNI dan Polri.

Dengan tingginya tekanan terhadap inflasi dan nilai tukar, pelaksanaan kebijakan moneter selama Oktober 2000 menunjukkan kecenderungan yang semakin ketat. Hal ini terlihat misalnya pada meningkatnya secara perlahan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tenor satu bulan. Kenaikan suku bunga SBI ini diikuti oleh suku bunga lainnya, termasuk suku bunga deposito bank pemerintah.

Perbankan membaik

Sementara itu, kondisi perbankan secara umum menunjukkan kinerja yang terus membaik. Hal ini tercermin dari meningkatnya modal, penurunan non performing loan (NPLs), Net Interest Margin yang positif, dan meningkatnya kredit serta dana pihak ketiga perbankan.

Proses pemulihan fungsi intermediasi bank terus berlanjut. Kondisi ini terlihat dari penyaluran kredit baru oleh semua kelompok bank yang selama empat bulan terakhir (Juni - September 2000) mencapai Rp17 triliun.

Menyikapi kondisi seperti di atas, Dewan Gubernur BI memandang perlu untuk mengambil beberapa langkah. Pertama, guna menahan tekanan laju inflasi, BI akan tetap berupaya menyerap kelebihan likuiditas, dengan memperhatikan perkembangan suku bunga dan nilai tukar, termasuk meminimalkan penggunaan sumber dana rupiah yang berpotensi digunakan untuk kegiatan spekulatif.

Kedua, BI akan segera melakukan penyempurnaan sistem pelaporan utang luar negeri swasta, baik yang menyangkut jadwal pelunasan maupun realisasi pembelian valas di pasar domestik.

Tags: