Penghargaan Untuk Pembunuh
Jeda

Penghargaan Untuk Pembunuh

"Gemas" dengan kelakuan koleganya di Texas House of Representatives ("DPR"-nya Negara Bagian Texas-red), Tom Moore, Jr. memutuskan untuk mengajukan dan mensponsori suatu resolusi yang memberikan penghargaan pada seorang pembunuh yang berjuluk "The Boston Strangler."

Oleh:
Bacaan 2 Menit
Penghargaan Untuk Pembunuh
Hukumonline

Pada tahun 1971, Moore mengajukan sebuah resolusi yang isinya memuji-muji seseorang yang bernama Albert de Salvo. Resolusi tersebut dikeluarkan untuk menghargai de Salvo atas jasa-jasanya,"pada negara bagiannya, negaranya dan komunitasnya."

Dalam resolusi tersebut ditulis antara lain : "Dedikasi dan kesetiaan lelaki pengasih ini terhadap pekerjaannya telah memungkinkan mereka yang lemah dan kesepian di seluruh negeri ini untuk memperhatikan masa depan mereka. Ia telah secara resmi diakui oleh Negara Bagian Massachussetts atas kegiatan-kegiatannya yang telah dikenal secara luas serta tekniknya yang tidak lazim dalam bidang kependudukan dan psikologi terapan."

Resolusi ini diterima dan disahkan oleh anggota dewan dengan suara bulat. Padahal, de Salvo yang telah dipuji setinggi langit itu adalah seorang terpidana kejahatan seksual dan mengaku telah membunuh tigabelas perempuan di Boston, Massachussetts pada tahun 1962. De Salvo lebih dikenal dengan julukan "The Boston Strangler."

Setelah disahkan, resolusi itu ditarik kembali oleh Moore. Dalam penjelasannya, Moore menyatakan hanya ingin menunjukkan betapa anggota dewan Texas yang lain sering mengesahkan undang-undang dan resolusi tanpa lebih dulu membacanya dengan teliti atau paling tidak mencoba mengerti isinya. Dengan disahkannya resolusi tersebut, pendapat Moore ini seakan mendapat buktinya.

 Praktek "asal tanda tangan" di "DPR" Texas itu memang lazim dilakukan. Ada dua faktor yang mendukung.

Pertama, anggota dewan terlalu sering disodori resolusi semacam itu, yang lebih sering tidak mempunyai akibat hukum apapun. Daripada pegal membaca satu per satu, para anggota lebih memilih untuk langsung tanda tangan saja.

Kedua, resolusi "penghargaan" semacam yang diberikan pada de Salvo itu sering dijadikan alat untuk mendongkrak popularitas seseorang atau kelompok tertentu. Buntutnya, ada hukum pamrih yang berlaku :"Kalau saya tanda tangani resolusi ini, lain kali kalau saya punya resolusi serupa, anda tanda tangan juga ya& "

(disadur dari snopes.com-Fat)

Tags: