Kumpulan Paradoks Palu Hakim Perburuhan
Resensi

Kumpulan Paradoks Palu Hakim Perburuhan

Putusan yang dikumpulkan sebagian besar belum berkekuatan hukum tetap. Hal itu menjadi kelemahan sekaligus kekuatan buku setebal 1144 halaman ini.

Oleh:
Mys
Bacaan 2 Menit
Kumpulan Paradoks Palu Hakim Perburuhan
Hukumonline

 

Sebaliknya, kompilasi putusan pengadilan dalam buku ini bisa menyesatkan kalau pembaca tak memahami bahwa sebagian putusan tersebut belum berkekuatan hukum tetap. Lazimnya, buku kompilasi putusan memang memuat putusan-putusan yang sudah inkracht. Tetapi untuk menunggu Mahkamah Agung menerbitkan putusan perkara PHI yang sudah berkekuatan hukum tetap, apalagi putusan dalam jumlah besar, bisa menjadi pekerjaan yang membosankan. Karena itu, tetap penting membaca putusan-putusan PHI yang terkumpul dalam buku ini. Buku Kompilasi juga memuat dua putusan MA di tingkat kasasi dan satu putusan peninjauan kembali.

 

Sebagai sebuah institusi baru di lingkungan peradilan umum –diperkenalkan lewat UU No. 2 Tahun 2004—PHI berperan penting dalam menata hubungan buruh dengan pengusaha, buruh dengan buruh, atau antar serikat pekerja. Sebagai sebuah sistem baru penyelesaian hubungan industrial atau perburuhan, putusan-putusan hakim akan menjadi tolok ukur apakah PHI berhasil membuat win-win solution, yang diterima pengusaha dan buruh dengan legowo. Hakim memegang peran utama untuk memastikan sistem baru itu berfungsi secara tepat, dan sesuai dengan harapan para pembentuk undang-undang.

 

Kompilasi Putusan Pengadilan Hubungan Industrial

Terseleksi 2006-2007

 

Penyusun: Surya Tjandra dan Marina Pangaribuan

Pengantar: Alan Boulton (Direktur ILO Jakarta)

Penerbit: Trade Union Rights Center (TURC) Jakarta

Tahun: 2008

Halaman: 1144 + xx

 

Meskipun demikian, hakim bukanlah corong undang-undang. Setiap kasus ada karakteristik yang membedakan dengan kasus lain. Kejelian hakim menjadi penting agar dalam memutus perkara bisa memberikan rasa adil, rasa pasti, dan rasa maslahat bagi para pihak yang bersengketa. Cuma, rambut boleh sama hitam, isi kepala setiap hakim mungkin berbeda. Demikian pula dalam memutus perkara.

 

Seperti tergambar jelas dalam setiap pertimbangan hakim, penyusun melihat paradoks. Membaca putusan PHI yang diseleksi dalam buku ini, sama saja melihat sebuah paradoks. Ada harapan dan optimisme, dan pada saat yang sama muncul keraguan dan pesimisme. Paradoks itu misalnya ditemukan dalam putusan hakim yang menyangkut kompetensi relatif PHI (hal. 5)

 

Dalam konteks paradoks itu pula bagian putusan lain-lain menjadi penting. Bagian ini terkait dengan praktik hukum acara perdata di luar syarat formil dan material gugatan. Sebut misalnya putusan verstek, verzet, putusan sela dan provisi, atau putusan hakim yang mengabulkan peletakan sita jaminan. Malah ada putusan yang mengabulkan uitvoerbaar bij voorrraad (hal. 799).

 

Perkembangan hukum acara yang sudah diputuskan hakim lewat ketukan palu adalah sesuatu yang menarik diikuti. Bukan saja oleh para advokat yang sering menangani perkara hubungan industrial dan para aktivis serikat buruh, tetapi juga oleh pengusaha. Putusan hakim lebih bersandar pada realitas di lapangan ketimbang teks undang-undang. Karena itu, Kompilasi yang disusun aktivis Trade Union Rights Center (TURC) patut untuk dibaca.

 

Satu hal yang merepotkan dari buku ini adalah tebalnya yang mencapai 1144 halaman. Desain buku sebenarnya masih bisa ditata ulang agar lebih tipis tanpa mengurangi substansinya. Sehingga gampang ditenteng ke kantor atau ke rumah.

 

Soal apa saja isi putusan hakim yang dinilai penyusun sebagai paradoks dalam buku ini, tentu Anda lebih baik membaca dan menilainya sendiri. Anda tertarik untuk membacanya? Dalam jumlah terbatas, buku ini tersedia di hukumonline. Silahkan menghubungi (021) 8370-1827, atau email ke [email protected].

Buku yang mengumpulkan putusan hakim sudah dikenal sejak lama. Kompilasi putusan bisa dilakukan hakim, institusi Mahkamah Agung, atau pihak lain yang berminat. Kompilasi dikemas sedemikian rupa agar menarik minat pembaca. Misalnya berdasarkan bidang tertentu, atau berdasarkan kurun waktu tertentu. Tetapi ada pula yang menggabungkan keduanya, yakni buku kompilasi putusan bidang tertentu dalam kurun waktu tertentu.

 

Buku Kompilasi Putusan Pengadilan Hubungan Industrial Terseleksi 2006 – 2007 masuk kategori yang disebut terakhir. Ia bukan saja spesifik menyusun perkara perburuhan, tetapi juga membatasi diri pada putusan terseleksi pada periode 2006-2007. Tentu saja, hal itu bermakna tidak semua putusan Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) masuk ke dalam buku ini. Seleksi yang dilakukan penyusun tidak pula bermakna pilihan tersebut sudah pasti putusan yang terbaik. 

 

Penyusun sengaja menyeleksi 38 putusan, mewakili PHI di berbagai daerah.  Penyusun membagi putusan ke dalam tiga bagian besar, yaitu putusan terkait syarat formal gugatan, putusan terkait materi gugatan, dan putusan yang bersifat lain-lain. Klasifikasi semacam ini sebenarnya lebih dimaksudkan untuk mempermudah pembaca mencari benang merah dari setiap putusan.

 

Hal yang jauh lebih penting disadari adalah tujuan penyusunan buku. Kompilasi ini, seperti dituturkan penyusun, merupakan upaya untuk menyediakan akses bagi sebanyak mungkin kalangan terhadap putusan-putusan awal PHI. Sampai di sini, upaya penyusun patut mendapat apresiasi. Penyusun ikut mendorong terbukanya aksesibilitas publik terhadap putusan-putusan hakim. Sebagian besar putusan yang terkumpul memang belum berkekuatan hukum tetap. Tetapi dengan membuka akses sejak putusan awal di PHI, publik menjadi tahu dan bisa membuat komparasi jika kelak turun putusan yang berkekuatan hukum tetap. Masyarakat bisa menilai sendiri kualitas dan argumentasi yang disampaikan berbagai majelis hakim PHI di berbagai daerah.

Tags: