Kesal dengan KPU, Musisi Terinspirasi Bikin Lagu
Jeda

Kesal dengan KPU, Musisi Terinspirasi Bikin Lagu

KPU busuk siapa yang buat, KPU busuk siapa yang buat, KPU busuk siapa yang buat, siapa yang buat....SYB

Oleh:
Rzk
Bacaan 2 Menit
Kesal dengan KPU, Musisi Terinspirasi Bikin Lagu
Hukumonline

 

Walaupun tidak menjelaskan lebih lanjut, lagu buatan Franky sepertinya merespon kekisruhan pemilu legislatif, 9 April lalu, khususnya terkait persoalan daftar pemilih tetap dan surat suara tertukar. Kebetulan, acara konferensi pers yang diadakan LIMA juga menyangkut dua hal tersebut.

 

KPU busuk siapa yang buat, KPU busuk siapa yang buat, KPU busuk siapa yang buat, siapa yang buat....SYB, Franky mulai berdendang. Di tengah lagu, Franky meminta hadirin konferensi pers yang didominasi jurnalis untuk ikut menyanyi. Franky meminta hadirin menyambut kata KPU dengan Busuk.

 

Meskipun hanya dua kalimat, terselip kata menarik dalam lirik lagu KPU Busuk, yakni SYB. Selintas orang yang mendengar pasti akan mengasosiasikan kata SYB dengan seorang pejabat di negeri ini. Hanya saja, urutan hurufnya berbeda. Sebelum ada yang sempat bertanya, Franky buru-buru menjelaskan bahwa SYB adalah kependekan dari Siapa Yang Buat yang juga tertera di lirik.

 

Franky Hubert Sahilatua (lahir Surabaya, 16 Agustus 1953) adalah penyanyi balada asal Surabaya, Indonesia. Namanya dikenal publik sejak paruh kedua dekade 1970-an, ketika ia berduet bersama adiknya, Jane Sahilatua, dengan nama Franky & Jane. Duet ini sempat menghasilkan lima belas album, semuanya di bawah Jackson Record.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Franky_Sahilatua

 

Lagu KPU Busuk bukanlah lagu pertama Franky yang mengusung tema kritik sosial, politik dan nasionalisme. Sejak memutuskan bersolo karir, Franky berulang kali terlibat aktif dalam kampanye-kampanye keprihatinan atas kondisi sosial dan politik di negeri ini, seperti menentang RUU Anti Pornografi dan Pornoaksi dan gerakan anti globalisasi.

 

Lazimnya musisi, keterlibatan Franky juga beberapa kali menelorkan karya-karya musik seperti Pancasila Rumah Kita dalam kampanye bersama Aliansi Bhineka Tunggal Ika atau Di Bawah Tiang Bendera" yang diciptakan bersama Iwan Fals pada tahun 1996, dengan latar belakang peristiwa 27 Juli.

 

Untuk lagu KPU Busuk, Abdul Hafiz Anshary dkk tentunya tidak akan menjadikan lagu ini sebagai pilihan favorit jika mereka berniat mencari lagu tema (theme song). Namun, setidaknya, jika berkenan mendengar, KPU menjadi sadar bahwa ada –mungkin banyak- suara yang minor atas kinerja mereka.

Konferensi pers Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA) kali ini agak berbeda. Entah demi mengobati suntuknya para jurnalis yang harus menunggu karena jadwal molor hampir satu jam. Direktur Nasional LIMA Ray Rangkuti menginformasikan bahwa akan ada penampilan bintang tamu, Franky Hubert Sahilatua di sela-sela konferensi pers yang mengangkat tema Gugatan Pemilu: Ayo Tuntaskan Cacat dan Pidana Pemilu. Jurnalis yang hadir terlihat tidak terlalu tertarik dengan iming-iming yang disampaikan Ray. Apalagi, bintang tamu dimaksud belum tampak batang hidungnya.

 

Setengah jam konferensi pers bergulir, Franky akhirnya datang. Begitu para narasumber rampung menyampaikan pendapat, Ray langsung mendaulat Franky untuk bernyanyi. Mengenakan kemeja biru kotak-kotak dan celana jins, musisi era 70-80 an itu maju ke muka forum. Pertujukan Franky didesain sangat sederhana. Hanya bermodalkan satu gitar bolong dan seorang ‘asisten' yang memegang dua mikrofon. Satu diarahkan ke gitar, satu lagi ke mulut Franky.

 

Sambil pemanasan memetik gitar, Franky memberi sedikit penjelasan seputar kisah lagu yang akan ia bawakan. Saya kesal karena banyak teman-teman saya orang baik tidak terpilih, makanya saya karang lagu ini. Lagu ini diberi judul KPU Busuk. Aransemennya sangat sederhana, dan liriknya pun hanya terdiri dari dua kalimat.

Tags: