Dua Perempuan Penerima Yap Thiam Hien Award 2001
Berita

Dua Perempuan Penerima Yap Thiam Hien Award 2001

Yap Thiam Hien Award Tahun 2001 diserahkan pada Suraiya Kamaruzzaman dan Esther Jusuf Purba. Dua perempuan muda ini dianggap berhasil meneruskan perjuangan Yap Thiam Hien dalam menegakkan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia.

Oleh:
Nay/APr
Bacaan 2 Menit
Dua Perempuan Penerima  Yap Thiam Hien Award 2001
Hukumonline

Walau penghargaan Yap Thiam Hien sudah diberikan sejak sepuluh tahun lalu, baru tahun ini  diperkenalkan lambang Yap Thiam Hien Award. Lambang tersebut berupa profil wajah Yap dengan tulisan "Fiat Justitia, Ruat Caelum" atau "Langit boleh runtuh, keadilan harus tetap ditegakkan", yang merupakan motto hidup Yap Thiam Hien.     

 

Suraiya, perempuan Aceh kelahiran 3 Juni 1968 ini aktif dalam pembelaan HAM terhadap perempuan Aceh. Sedangkan Esther, perempuan kelahiran 15 Januari 1971, ini  aktif  dalam perjuangan anti rasialisme dan diskriminasi.

 

Dewan juri Yap Thiam Hien award tahun ini terdiri dari Soetandyo Wignjosoebroto, Trimoelja D. Soerjadi, Azyumardi Azra, Maria SW Sumardjono, dan Mely G. Tan. Apa alasan mereka memilih Suraiya dan Esther untuk menerima penghargaan ini?

 

Mengapa mereka?

Ayzumardi Azra menyatakan bahwa Suraiya memilki track record yang sangat solid dalam pemberdayaan perempuan dalam kehidupan sosial ekonomi dan pembelaan HAM bagi perempuan yang menjadi korban kekerasan, baik militer maupun seksual, di daerah konflik Aceh.

 

Selain itu Azyumardi menilai, perjuangan Suraiya tidak hanya dilakukan secara langsung di daerah konflik, melainkan juga melalui berbagai forum seminar dan workshop. Selain selalu mengangkat persoalan kekerasan perempuan yang terjadi di Aceh dalam forum-forum nasional dan internasional,  ia juga memfasilitasi dan melaksanakan berbagai pelatihan bagi wanita Aceh di daerah konflik.

 

Menurut Azyumardi, Suraiya juga melakukan diseminasi informasi dan sekaligus menggalang opini tentang masalah kekerasan terhadap perempuan dalam berbagai media lokal dan nasional. Khususnya, melalui newsletter "Kabar dari Flower" yang diabdikan untuk kepentingan pemberdayan dan perlindungan perempuan di darah konflik di Aceh.

 

Alasan lain, upaya pemberdayaan dan perlindungan juga dilakukan oleh Suraiya melalui pengorganisasian, pendampingan dan advokasi terhadap perempuan yang menjadi korban kekerasan.

Tags: