Muladi Yakin, Paulus Tolak Jadi Ketua MA
Berita

Muladi Yakin, Paulus Tolak Jadi Ketua MA

Jakarta, hukumonline.Siapa berminat jadi Ketua Mahkamah Agung (MA)? Jika pertanyaan itu ditanyakan kepada Muladi, pasti ia langsung menjawab oke. Namun jika pertanyaan itu diajukan ke Paulus Effendi Lotulung, ia akan menolak atau paling tidak berpikir dulu sebelum akhirnya bilang: yes!

Oleh:
Nay/Ari/APr
Bacaan 2 Menit
Muladi Yakin, Paulus Tolak Jadi Ketua MA
Hukumonline

Prof. Dr. Muladi, mantan Menteri Kehakiman, yang disebut-sebut sebagai calon ketua MA menyatakan bahwa walaupun ia bukan hakim karier, namun untuk menjadi hakim agung adalah hal yang gampang. "Saya bisa belajar, satu bulan jadi," ujar Muladi dengan yakin.

Menurut Muladi, kunjungannya ke  Ketua DPR Akbar Tandjung itu hanya silaturrahmi dan sekalian pamit karena ia akan dilantik menjadi hakim agung. Pada kesempatan itu, ia juga menyatakan terima kasih atas dukungan Golkar yang mencalonkan dirinya sebagai ketua MA.

Mantan rektor Universitas Diponegoro ini juga mengatakan pada Akbar Tandjung bahwa jika ia telah dilantik, berarti  posisisnya sudah netral dan tidak ada ikatan lagi dengan Golkar dan lain-lain. "Kalaupun saya jadi ketua, tidak ada yang namanya balas budi " kata Muladi.

Muladi juga menolak untuk mengomentari pencalonan Artidjo Alkostar dan Abdurrahman Saleh yang akhir-akhir ini mulai  meramaikan bursa calon ketua MA. " Silakan saja kalau mereka memang dicalonkan sebagai ketua MA. Mereka orang-orang yang baik. Artidjo itu kan bekas murid saya"    

Paulus Menolak

Sementara itu, Paulus Effendi Lotulung yang dicalonkan menjadi ketua MA malah menolak untuk dicalonkan pada saat ini. Ia mengatakan bahwa jika terpilih, ia akan meminta penundaan.

Menurut Paulus, pada saat ini ia merasa cukup menjadi Ketua Muda Tata Usaha Negara (TUN) MA dulu. Alasannya, ia ingin membenahi peradilan TUN se-Indonesia. "Karena itu berilah dulu kesempatan untuk menata peradilan TUN. Setelah peradilan TUN tertata baik, dua atau tiga tahun lagi, baru saya bersedia menjadi Ketua MA. "

"Saya ingin mulai belajar memanage dari yang kecil dulu, yaitu lingkungan peradilan TUN. Itu saja sudah sulit lho, menjaga kesatuan dan kepastian hukum peradilan TUN se-Indonesia. Ini memerlukan pemikiran yang terkonsentrasi betul, ujar Paulus kepada hukumonline."

Tags: