Mimpi Sarjana Hukum Jadi Pengacara
Fokus

Mimpi Sarjana Hukum Jadi Pengacara

Sayangnya, kebanyakan alumnus Fakultas Hukum ini belum siap pakai. Mereka banyak menghafal, tapi kurang praktik.

Oleh:
Nay
Bacaan 2 Menit
Mimpi Sarjana Hukum Jadi Pengacara
Hukumonline

Sejak sekitar 2000, terjadi peningkatan jumlah lulusan sekolah menengah umum (SMU) yang mendaftar ke Fakultas Hukum (FH). Penampilan berbagai pengacara yang bak selebriti di media cetak maupun elektronik tampaknya menjadi pemicu para mahasiswa itu.

Apalagi, para pengacara itu diperlihatkan bergaya hidup glamour dengan kendaran model terbaru dan penghasilan yang menggiurkan. Di Universitas Indonesia (UI) saja contohnya, sejak sekitar tiga tahun belakangan, Fakultas Hukum menduduki peringkat cukup tinggi dalam pilihan peserta Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UMPTN).

Entah ada korelasinya atau tidak, kantor Adnan Buyung Nasution and Partner (ABNP), sejak beberapa tahun belakangan ini menerima 50 sampai 100 surat lamaran pekerjaan selama satu minggu. Bayangkan, artinya sekitar 200 sampai 400 surat lamaran per bulan. Tentu saja, jumlah lamaran di kantor ABNP ini tidak bisa dijadikan ukuran bagi seluruh law firm. Maklum, nama besar Abang -- panggilan Adnan Buyung -- tentu menjadi magnet tersendiri bagi lulusan FH di berbagai kota di Indonesia.

Menurut Pia R Akbar Nasution, managing partner di ABNP, lonjakan para pelamar ini dimulai setelah krisis moneter (krismon) sekitar lima tahun yang lalu. Selain karena krismon, menurut Pia, banyaknya pelamar mungkin dipengaruhi juga oleh image mengenai pengacara.

Di mana-mana, lawyer digambarkan sebagai seseorang yang mempunyai penghasilan yang tinggi, mobil bagus, rumah mewah, dan penampilan yang gaya. Pia menduga, alasan ini pula yang menyebabkan lulusan SMA berbondong-bondong masuk FH. 

Walau FH kini menjadi salah satu primadona -- bersama fakultas-fakultas lain yang telah lama dianggap "berkelas", seperti fakultas bidang eksakta atau ekonomi -- ternyata pendidikan di FH masih belum terlalu berubah. Paling tidak, ini yang tercermin jika kita mendengar keluhan dari pengguna tenaga kerja lulusan FH.

Keluhan yang mereka kemukakan adalah keluhan klise yang sudah kita dengar sejak dahulu. Ternyata, lulusan FH tidak siap pakai dalam dunia kerja. Keluhan ini dikemukakan oleh beberapa law firm, perusahaan, kejaksaan, dan kehakiman yang diwawancarai oleh hukumonline.

Halaman Selanjutnya:
Tags: