Sudah 300 Orang Lebih Melamar Sebagai Calon Pimpinan KPK
Utama

Sudah 300 Orang Lebih Melamar Sebagai Calon Pimpinan KPK

Advokat masih mendominasi daftar calon pimpinan KPK. Terdapat juga dua anggota KPKPN, anggota Komnas HAM, aktivis LSM, Sejarawan, kepala pasar, dan juga pensiunan jaksa yang gagal menjadi hakim agung.

Oleh:
Nay
Bacaan 2 Menit
Sudah 300 Orang Lebih Melamar Sebagai Calon Pimpinan KPK
Hukumonline

 

Sampai mendekati batas akhir pendaftaran pada Senin (20/10), advokat masih mendominasi diantara calon yang mendaftar. Tercatat antara lain, Ahmad Wirawan Adnan, yang terangkat namanya ketika menjadi Koordinator tim pembela terdakwa kasus Bom Bali, Amrozy dan kawan-kawan. Faisal Tadjuddin, pendiri kantor pengacara Faisal Panggabean, juga tercatat mendaftarkan diri.

 

Faisal pernah menjadi anggota Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi  (TGPTPK), namun mengundurkan diri. Saat itu, Faisal dan TGPTPK membantah kabar bahwa pengunduran dirinya berkaitan dengan keterlibatannya dalam dugaan suap untuk memenangkan kasus kepailitan yang melibatkan pengacara HRP, anak hakim agung ZKR yang saat itu tengah dalam penyidikan TGPTPK.

 

Di antara pensiunan jaksa dan PNS lainnya, terdapat mantan Kepala Kejaksaan Negeri Purwodadi, Edna Debbie Haga Zavau, Widyaswara Kejagung, Mastra Liba dan mantan Kajati Sultra, Djawadin Saragih. Mastra Liba dan Djawadin pernah mengikuti pemilihan hakim agung pada 2003, namun tidak lolos fit and proper test di DPR.    

 

Yang menarik, terdapat seorang Kepala pasar yang juga ikut mendaftar, yaitu Machmud A.R. Sayang, tidak disebutkan di pasar mana Machmud memimpin.

 

Uji Integritas

Hari ini, Panitia Seleksi mengadakan mendengarkan presentasi dari Partnership For Governance Reform (Partnership) mengenai pelaksanaan seleksi dan uji integritas para calon pimpinan KPK.

 

Akan terdapat tim teknis yang akan melakukan investigasi dan verifikasi terhadap track record dan kekayan calon serta pengalaman kerja calon sesuai persyaratan. Sementara itu, dua konsultan asing akan melakukan profile assesment terhadap para calon, yaitu Daya Dimensi Indonesia dan Dunamis Inter Master. Sedang ISAI akan melakukan tabulasi terhadap tanggapan dari masyarakat.

 

Menurut Romly, Panitia Seleksi merasa puas dengan presentasi dari Partnership, namun ada beberapa masukan dari pantia seleksi pada Partnership. Antara lain, agar profile assesment disesuaikan dengan kultur Indonesia dan disesuaikan dengan standar filosofi UU Tindak Pidana Korupsi.

 

Pendaftaran calon akan tutup pada Sabtu (18/10) dan Minggu (19/10). Namun, pada Senin (20/10) yang merupakan batas akhir, pendaftaran akan dibuka sampai pukul 24.00.  

Sampai Jumat (17/10), pukul 16.00, tercatat 314 orang mendaftar sebagai calon pimpinan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (KPK). Diantara mereka terdapat dua anggota KPKPN, aktivis LSM, anggota Komnas HAM, sejumlah besar advokat, termasuk pengacara terdakwa Bom Bali, dan pensiun jaksa yang gagal menjadi hakim agung.

 

Bambang Widjojanto, mantan Ketua YLBHI, yang kini aktif di Partnership for Governance Reform, terlihat mendaftarkan diri. Bambang mengaku mendaftar setelah mendapat desakan dari rekan-rekannya agar tidak hanya bergerak di luar sistem, tetapi beramal juga di ladang lain, yaitu  KPK. 

 

Selain Bambang, Sudirman Said, mantan Ketua Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) yang kini menjadi Direktur Eksekutif PMKI juga mendaftarkan diri. Sudirman yang merupakan salah-satu anggota tim sukses calon presiden Nurcholish Madjid  ini berada di nomor urut 236.

 

Tercatat pula Judilherry Justam. Selain sebagai dokter, Judilherry merupakan Sekretaris Jenderal Partai Umat Islam dan juga Ketua Presidium Komite Waspada Orde Baru.

 

Anggota Komnas HAM, yang juga ahli hukum Pidana dari Universitas Hasanuddin, Achmad Ali, juga mendaftar sebagai pimpinan KPK. Ali berada pada nomor urut 213. Mendaftar pula sejarawan Anhar Gonggong. Kemudian, menyusul tiga koleganya yang telah mendaftar, terdapat pula dua orang anggota KPKPN, yaitu Soekotjo Soeparto dan Inget Sembiring.

Tags: