Sebagaimana telah diberitakan, panitia seleksi yang diketuai Romly Atmasasmita telah menyerahkan ke-10 nama calon pimpinan KPK kepada Presiden Megawati hari ini di Istana Negara (6/12). Dari kesepuluh nama itu, berdasarkan pengamatan hukumonline, banyak didominasi oleh kalangan birokrat dan mantan birokrat, seperti Kepolisian dan Kejaksaan.
10 Nama Calon Pimpinan KPK
Nama | Asal Institusi |
Mohamad Yamin | Kejaksaan Agung |
Taufiqurahman Ruki | Kepolisian |
Marsilam Simanjuntak | Mantan Mensesneg, Menkeh dan Jaksa Agung |
TH. Panggabean | Kejaksaan Agung |
Iskandar Sonhadji | Advokat |
Ery Riyana Hardjapamekas | Mantan Direktur PT. Timah |
Amin Sunaryadi | Mantan BPKP |
Momo Kelana | Kepolisian |
Sjahrudin Rasul | BPKP |
Chairul Imam | Mantan jaksa |
Menurut Teten, Panitia Seleksi harus menjelaskan kepada masyarakat latar belakang dan skor penilaian dari 10 nama yang diajukan ke presiden. Menurutnya, panitia tidak punya alasan yang menyebabkan mereka tidak bersedia mengumumkan skor penilaian itu. Mereka punya kewajiban publik untuk mengumumkannya karena toh mandat mereka dari publik,cetus Teten kepada hukumonline.
Ia juga menyayangkan tidak terpilihnya Bambang Widjojanto sebagai salah satu calon pimpinan KPK. Teten berpendapat, mantan Direktur YLBHI itu sebenarnya yang paling memenuhi syarat yang diatur dalam undang-undang. Dirinya khawatir terjadi likes and dislikes di dalam tubuh panitia seleksi yang menjadikan Bambang tidak terpilih. Untuk itulah Teten kembali menekankan perlunya panitia seleksi menjelaskan ke publik, soal penilaian akhir terhadap 10 nama yang diusung ke presiden tersebut.
Tidak independen
Suara senada datang dari Partnership for Governance Reform (PEG). Lolosnya para birokrat dan mantan birokrat menjadi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dinilai tidak terlepas dari komposisi panitia seleksi. Menurut Mas Ahmad Santosa, salah seorang pengurus PEG, panitia seleksi sudah tidak independen lagi ketika melakukan penilaian.
Sejelek-jeleknya calon dari institusi mereka, para panitia yang berasal dari satu institusi pasti memperjuangkannya habis-habisan agar lolos, papar Mas Ahmad Santosa. Untuk itu, Mas Ahmad sangat menyayangkan mengapa Todung Mulya Lubis dan Adnan Buyung Nasution selaku panitia tidak memperjuangkan Bambang Widjojanto.
Dari 10 calon yang lolos panitia seleksi sama sekali tidak ada perwakilan dari kalangan aktivis. Bambang Widjojanto, yang diharapkan dari kalangan masyarakat anti korupsi bisa lolos, ternyata tidak diloloskan panitia seleksi. Saya kira dibandingkan dengan yang lain, kualitas Bambang di atas. Saya tidak habis pikir mengapa Bambang tidak diloloskan, tutur Mas Ahmad.
Namun begitu ia menilai, secara keseluruhan proses pelaksanaan seleksi dilakukan dengan baik. Panitia seleksi, meski tidak seluruhnya, telah mempergunakan hasil investigasi para pemantau peradilan sebagai bahan acuan melakukan seleksi.
Ada pertimbangan-pertimbangan khusus yang tidak dibicarakan disini,ujar Romli Atmasasmita, Ketua Panitia Seleksi Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Perkataan Romli tersebut ia sampaikan kepada wartawan, menanggapi tidak lolosnya beberapa nama yang sebelumnya dijagokan akan melaju menjadi calon pimpinan KPK.
Selanjutnya, dari sepuluh calon yang telah dilaporkan panitia seleksi kepada Presiden Megawati akan diteruskan ke DPR untuk dilakukan fit and proper tes. Dari sepuluh calon yang akan diajukan, DPR akan memilih lima orang. Kelima orang itulah yang nantinya akan dipercaya menjadi pimpinan KPK.