Pertarungan Ahli di Sidang Antasari
Berita

Pertarungan Ahli di Sidang Antasari

Walaupun rekaman gambar yang dipertontonkan di persidangan tidak terlampau jelas, jaksa tetap meyakini ada kesinambungan dengan rekaman suara. Pengacara menilai keterangan ahli dipaksakan.

Oleh:
Rfq
Bacaan 2 Menit
Pertarungan Ahli di Sidang Antasari
Hukumonline

Jaksa penuntut umum perkara pembunuhan Nasrudin Zulkarnain dan tim pengacara terdakwa terus adu kekuatan. Pekan ini, kedua kubu diberi kesempatan mengajukan ahli. Menurut rencana, pada sidang Kamis (17/12), dalam perkara terdakwa Antasari Azhar, majelis akan mendengarkan keterangan satu orang ahli dari jaksa dan dua orang ahli dari penasihat hukum terdakwa. Jaksa menghadirkan M. Nuh, ahli digital forensik dari Polri. Pada sidang sebelumnya, jaksa sudah menghadirkan ahli serupa, Ruby Alamsyah.

 

Sebaliknya tim penasihat hukum berencana menghadirkan dua orang ahli teknologi informasi dari ITB Bandung, Agung Harsoyo dan Aldo Agusdian. Kehadiran para ahli digital forensi dan teknologi informasi tersebut diharapkan bisa membuka tabir pesan singkat berisi ancaman dalam telepon genggam korban, sekaligus memperjelas spy cam yang berhasil menangkap kehadiran Antasari ke rumah Sigit Haryo Wibisono (terdakwa dalam berkas terpisah).

 

Pada Selasa (15/12) lalu, majelis hakim PN Jakarta Selatan mendengarkan rekaman antara Rhani Juliany dengan Antasari, dan rekaman pembicaraan antara Antasari dengan Sigit, di kediaman Sigit di Jalan Pati Unus, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Setelah mendengarkan rekaman itulah, ahli Ruby Alamsyah dihadirkan.

 

Rubi telah melakukan analisis terhadap kartu memori telepon genggam Nasrudin. Ia juga melakukan analisis terhadap 16 item barang bukti. Antara lain telepon genggam Nasrudin, kartu memori telepon genggam, dan kamera digital Nasrudin. “Dalam kasus ini voice recorder dalam bentuk digital. Sehingga masih dalam kapasitas saya untuk menganalisis,” ujarnya.

 

Hasil analisis Rubi menjelaskan saat Rhani sedang berada dengan Antasari, Nasrudin menghubunginya. Lalu, Nasrudin meminta kepada Rhani agar tidak mematikan telepon genggamnya. Kemudian, terjadi dialog antara Rhani dengan Antasari di Hotel Grand Mahakam. Oleh Nasrudin percakapan tersebut direkam lewat telepon genggam tipe Nokia E65. Meski rekaman yang diperdengarkan tidak terdengar jelas, sempat terdengar kata ‘buka’. “Rekaman mengenai masalah golf. Tetapi ujung-ujungnya ada kata buka. Tetapi saya tidak bisa menafsirkan itu apa,” ujarnya.

 

Rekaman pembicaraan antara Sigit dengan Antasari juga tidak terdengar jelas. Begitupun dengan spy cam milik Sigit di ruang kerjanya. Sayangnya rekaman gambar diambil dari kamera buatan negara China berformat av. Sehingga, kualitas gambar tidak terlalu bagus. “Rekaman gambar tidak bisa bergerak. Namun hanya bergerak 7 detik awal, selebihnya tidak bisa normal,” ujarnya. Namun bukan perkara sulit bagi ahli teknologi informasi untuk membuat rekaman suara yang tidak jelas. Dijelaskan Rubi, unutk membuat rekaman suara menjadi jelas dengan diberlakukan tekni normalize.  "Rekaman suara yang kurang jelas kita lakukan teknik normalize. Suaranya disamaratakan agar cukup jelas," ujarnya.

Tags:

Berita Terkait