Pertarungan sengketa merek Peninsula Hotel dan Menara Peninsula untuk sementara berakhir. Majelis hakim yang diketuai Nani Indrawati memutuskan membatalkan merek Menara Peninsula milik PT Menara Peninsula. Putusan itu dibacakan dalam persidangan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat, Selasa (2/3). Putusan itu merupakan ujung dari gugatan yang diajukan oleh PT Peninsula Kartadjaya beberapa waktu lalu.
Majelis hakim yang beranggotakan Sulaiman dan Dasniel menilai merek itu memiliki kesamaan dengan merek Peninsula Hotel milik PT Peninsula Kartadjaya. Kesamaan itu terletak pada segi bunyi pengucapan dan penglihatan unsur merek yang paling menonjol, yakni kata “Peninsula”. Unsur merek yang menonjol itupun memiliki susunan huruf yang sama.
Di tambah lagi, kedua perusahaan bergerak di bidang yang sama yakni jasa perhotelan. “Merek penggugat dan tergugat memiliki persamaan pada pokoknya,” ujar Dasniel saat membacakan pertimbangan putusan No. 86/Merek/2009/PN.NIAGA.JKT.PST.
Persamaan kata “Peninsula” itu dapat menyesatkan konsumen. Masyarakat bisa mengira Menara Peninsula memiliki hubungan dengan Peninsula Hotel. Faktanya, tidak demikian. Merek Menara Peninsula baru digunakan sejak 1995, sementara Peninsula Hotel sudah lebih dulu berdiri di Jl. Mangga Besar. “Kemiripan yang menonjol menimbukan kesan persamaan,” kata Dasniel.
Dari sisi pendaftaran, PT Peninsula Kartadjaya lebih dulu mendaftarkan merek Peninsula Hotel dan logo ‘Pn’ ke Ditjen Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Yakni, pada 6 April 1993 dan terdaftar No. 307524 di kelas 43. Sepuluh tahun kemudian, pendaftaran merek Peninsula Hotel kembali diperpanjang pada 6 April 2003 dan teregister No. 546427.
PT Menara Peninsula mendaftarkan merek yang sama dengan nama badan hukum perusahaan pada 13 September 1995 yang terdaftar No. 375116 di kelas 43 pula. Perpanjangan pendaftaran merek Menara Peninsula baru dilakukan pada 14 September 2004 pada register No. V.00.04-72647268.