Ketika Menteri Memborong Buku Aliran Kiri
Jeda

Ketika Menteri Memborong Buku Aliran Kiri

Ada lima buku yang diborong oleh Patrialis. Empat buku merupakan seri buku terbitan Tempo yang mengkisahkan orang-orang kiri di Indonesia.

Oleh:
Ali
Bacaan 2 Menit
Ketika Menteri Memborong Buku Aliran Kiri
Hukumonline

Penjual buku di Gedung DPR terlihat sumringah. Ia mungkin, di benaknya, sedang menghitung keuntungan yang akan menambah pundi-pundinya hari ini. Pasalnya, penjual buku ini baru saja mendapat rezeki nomplok. Seseorang baru saja memborong buku-buku dagangannya. Setidaknya ada lima buku yang baru saja laku terjual.

 

Si pembeli buku bukan orang sembarangan. Dia adalah Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Patrialis Akbar. Uniknya, menteri yang berasal dari Partai Amanat Nasional (PAN) –partai berbasis massa Islam- ini membeli buku-buku yang tak sejalan dengan ‘ideologi’ partainya. Ia baru saja memborong buku-buku aliran kiri.

 

Kisah ini berawal ketika hukumonline sedang asyik mewawancarai Patrialis seputar penangkapan Kepala Lapas Nusa Kambangan oleh Badan Narkotika Nasional (BNN). Sambil berjalan, Patrialis menjelaskan kasus itu secara gamblang. Namun, di tengah-tengah wawancara, Patrialis terhenti di sebuah rak penjualan buku di depan toilet yang ingin dimasukinya.

 

Pasca melepaskan ‘hajat’nya, Patrialis tak langsung meneruskan wawancara dengan hukumonline. Matanya asyik melihat-lihat sejumlah buku-buku yang berwarna merah itu yang sudah ia perhatikan sebelumnya. “Wah, ini buku-buku tentang PKI (Partai Komunis Indonesia,-red) nih,” ujar mantan Anggota Komisi III DPR RI ini, Rabu (9/3).

 

Si penjual tak langsung bereaksi. Ia sepertinya khawatir. Maklum saja, PKI memang masih menjadi partai terlarang di Indonesia. Ideologi komunis pun masih berlabel haram di negeri ini. Namun, reaksi si penjual berubah begitu Patrialis memberikan sinyal positif.

 

“Ini buku-buku bagus. Ini buku-buku sejarah. Tolong diurus!” ujar Patrialis kepada salah seorang ajudannya.

 

Si ajudan pun dengan sigap membayar buku-buku yang dipilih oleh bosnya. Ada lima buku yang diborong oleh Patrialis. Empat buku merupakan seri buku terbitan Tempo yang mengkisahkan orang-orang kiri di Indonesia. Semacam ‘biografi’ singkat Musso, DN Aidit, Njoto dan Sjam Kamaruzaman.

Tags: