Anak Gugat Ibunya Gara-gara Kartu Ultah
Jeda

Anak Gugat Ibunya Gara-gara Kartu Ultah

Ayah kandung para penggugat turut mendampingi sebagai salah seorang anggota tim pengacara.

Oleh:
Rzk
Bacaan 2 Menit
Anak Gugat Ibunya Gara-gara Kartu Ultah
Hukumonline

Anak gugat ibu kandungnya ternyata tidak hanya terjadi dalam kisah novel atau film layar lebar. Di Illinois, Chicago, Amerika Serikat, dua remaja kakak beradik, Steven Miner (23) dan Kathryn Miner (20) melayangkan gugatan terhadap ibu kandung mereka, Kimberly Garrity. Sebagaimana dilansir www.abajournal.com dan www.chicagotribune.com, Steven dan Kathryn mengaku mengalami tekanan jiwa karena Kimberly adalah ibu yang buruk.

 

Yang unik dari kasus ini, kedua penggugat didampingi tim pengacara yang salah satunya adalah ayah kandung mereka, Steven A Miner. Keluarga Miner dikenal sebagai keluarga berada di wilayah Barrington Hills. Kimberly dan suaminya bercerai setelah menjalani pernikahan selama 10 tahun.

 

Dalam gugatannya, Steven dan adiknya memerinci alasan-alasan kenapa mereka menyebut Kimberly sebagai ibu yang buruk. Sebagian mungkin terdengar sepele di telinga anda. Pertama, Kimberly pernah ‘mengancam’ akan memanggil polisi jika Steven, ketika itu berumur tujuh tahun, tidak mau mengenakan sabuk pengaman saat di mobil. Lalu, Kimberly juga pernah selama beberapa tahun alpa mengirimkan kartu ucapan selamat ulang tahun.

 

Ketika Kimberly tidak lupa mengirim kartu ucapan, Steven tetap mempermasalahkan karena gambar kartunya tentang tomat berserakan. Di kartu itu, Kimberly menuliskan kalimat “Nak, aku memberikan kartu ini karena (gambarnya) seperti kamu….berbeda dari yang lain!” Lalu, Steven dan adiknya juga merasa tertekan di sekolah lantaran Kimberly mengubah nama belakangnya. Selain itu, Kimberly juga dipersoalkan karena pernah menelepon Kathryn yang tengah berpesta untuk segera pulang.

 

Setelah berproses selama kurang lebih dua tahun, kasus ini dimenangkan oleh pihak ibu, Kimberly. The First District Appellate Court of Illinois menyatakan tindakan Kimberly tidak ada yang ekstrem atau berlebihan sehingga tidak bisa dijadikan dasar untuk menuntut ganti rugi dengan alasan tekanan jiwa. Dalam gugatannya, Steven dan Kathryn menuntut ganti rugi lebih dari AS$50 ribu.

 

Shelley Smith, pengacara Kimberly, menyebut gugatan ini “kekanak-kanakan” dan “tidak tahu terima kasih”. Shelley justru curiga Steven dan Kathryn digerakkan oleh sang ayah dengan motif balas dendam. “Ini sangat lucu, mereka (para penggugat, red) menggugat ibunya dengan alasan tekanan jiwa, padahal dampaknya tidak seserius itu,” ujar Shelley.

 

Tuduhan pihak Kimberly dibantah Steven A Miner. Dia justru mengaku telah berupaya mencegah kedua anaknya melayangkan gugatan terhadap ibu mereka sendiri. Namun, Steven A Miner akhirnya bersedia membantu setelah melakukan serangkaian riset hukum.

 

Menurutnya, gugatan Steven dan Kathryn terhadap ibunya dapat dianalogikan seperti gugatan pasien terhadap dokter dengan tuduhan malpraktik. "Setiap orang bisa melakukan kesalahan, tetapi tetap harus ada pertanggungjawaban, menjadi orang tua tidak ada bedanya,” ujarnya.

Tags: