Foto Presiden ‘Hilang’ dari Rapat Paripurna
Jeda

Foto Presiden ‘Hilang’ dari Rapat Paripurna

Berdasarkan UU Lambang Negara, yang wajib dipasang adalah lambang burung Garuda, bukan foto Presiden dan/atau Wakil Presiden.

Oleh:
Ali
Bacaan 2 Menit
Foto Presiden ‘Hilang’ dari Rapat Paripurna
Hukumonline

Ada yang tak biasa dengan Rapat Paripurna DPR, pada Selasa (11/10). Foto Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Wakil Presiden Boediono ‘hilang’ dari dinding ruang rapat paripurna. Di sebelah kanan dan kiri bawah lambang Garuda hanya terdapat bekas hitam, tempat figura-figura foto itu seharusnya berada.

 

Meski rapat sudah berlangsung sekitar setengah jam, tak ada anggota dewan yang menginterupsi tentang ketidaklaziman ini. Entah malas mempersoalkan, atau entah para anggota dewan itu tak menyadari. Namun, setelah rapat agenda pertama menyetujui RUU Intelijen berakhir (dan akan masuk ke agenda rapat kedua), akhirnya ada juga yang mempertanyakan hal yang di luar dari kebiasaan ini.

 

Adalah Honing Sanny yang mempertanyakan ini. Anggota Dewan dari PDIP ini mengaku baru mendapat short message service (SMS) dari seseorang yang mempertanyakan hilangnya foto Presiden dan wakilnya itu. “Saya baru dapat SMS, kenapa dalam rapat paripurna tak ada lambang foto SBY dan Boediono?” katanya saat menginterupsi pimpinan rapat, Selasa (11/10).

 

Pimpinan Rapat Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso awalnya tak menyadari hilangnya foto kepala negara itu. Maklum saja, tempat foto itu biasanya memang berada di atas kepala pimpinan rapat, sehingga hanya bisa dilihat oleh peserta rapat –para anggota dewan- ketika menghadap ke pimpinan rapat. “Selalu ada kok,” ujarnya.

 

Namun, setelah melihat para anggota dewan yang tertawa, Priyo rupanya benar-benar menyadari bahwa foto itu memang tak ada. “Mungkin saja sedang dibersihkan. Lagi dicari foto yang paling bagus, paling gagah. Saya sendiri agak kaget,” selorohnya.

 

Candaan Priyo, lalu dibalas oleh Anggota DPR dari Partai Demokrat Ruhut Sitompoel. “Anda hari ini sangat arif dan bijaksana. Apa anda sudah dipanggil ke Cikeas?” tanyanya disambut gerr oleh anggota yang lain. Wacana reshuffle menteri memang sering mengemuka, sehingga siapa pun politisi yang dipanggil ke Cikeas, kerap dianggap akan diangkat menjadi menteri.

 

Priyo tak mau kalah. “Anda juga hari ini sangat simpatik, ada kemajuan yang sangat signifikan. Insya Allah saya masih ingin duduk di sini bersama kalian,” ujarnya membalas Ruhut.

Tags: