KPK 'Mewajarkan' Bantuan Freeport ke Polri
Utama

KPK 'Mewajarkan' Bantuan Freeport ke Polri

LPSK siap melindungi pengungkap aliran dana Freeport ke Polri.

Oleh:
Ali Salmande/Rofiq Hidayat/Ant
Bacaan 2 Menit
Bibit Samad Riyanto. Foto: SGP
Bibit Samad Riyanto. Foto: SGP

Kisruh aliran dana 14 juta dolar AS dari PT Freeport Indonesia ke Polri dinilai wajar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan Bibit Samad Riyanto mengatakan KPK tak akan mempersoalkan dana bantuan itu, asalkan diberikan tanpa ikatan tertentu.

 

“BPK yang menyelidiki. Tapi saya pernah menjadi Kapolda (Kapolda Kaltim dan Wakapolda Jatim), saya nggak menafikkan bantuan itu. Itu nggak apa-apa, asalkan tanpa ikatan,” ujarnya usai menghadiri pembukaan Pelatihan Bersama Peningkatan Kapasitas Penegak Hukum dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) 2011 di Surabaya, Senin (7/11).

 

Aliran dana dari PT Freeport Indonesia kepada Polda Papua ini mengundang kritik terkait independensi polisi dalam menangani konflik perusahaan itu dengan karyawannya dan masyarakat Papua.

 

“Apa anggaran Polri itu sudah cukup atau belum? Kalau ada sumbangan, untuk apa. Sewaktu menjadi Kapolda, saya pernah menerima sumbangan sepeda, tapi kalau Freeport itu sumbangannya besar, karena itu perusahaan besar. Jadi, saya kira tergantung iktikadnya,” jelas Bibit.  

 

Bibit mengakui bila anggaran Polri saat ini masih minim. Ia membandingkan dengan anggaran KPK yang beranggotakan 670 orang mencapai Rp690 miliar, sedangkan Polri yang beranggotakan 470 ribu orang hanya menerima anggaran Rp35 triliun. Artinya, anggaran KPK setara dengan Rp1 miliar per orang sedangkan, anggaran Polri setara dengan Rp75 juta per orang.  


Terpisah, Kapolri Jenderal Timur Pradopo memastikan tak ada penyimpangan dalam aliran dana PT Freeport Indonesia itu. “Tidak ada (penyimpangan,-red),” ujarnya kepada wartawan, Senin (7/11).

 

Timur menjelaskan tim internal Polri Kepolisian masih terus bekerja di Papua. Ia menilai dana tambahan terhadap anggotanya di lapangan hanya sebagai dana ekstra. Alasannya, karena anggota polri di Papua dalam kondisi yang sulit. “Masih baru langkah-langkah bagaimana anak buah di sana, dari sisi kehidupan yang sangat sulit,” imbuhnya.

Halaman Selanjutnya:
Tags: