Karyawan Dipecat karena Mencoret Foto Atasan
Berita

Karyawan Dipecat karena Mencoret Foto Atasan

Perusahaan menganggap tindakan pekerja yang mencorat-coret foto atasannya sebagai tindakan mencemarkan nama baik atasan.

Oleh:
CR-12
Bacaan 2 Menit
Karyawan Dipecat karena Mencoret Foto Atasan
Hukumonline

Canda sering buat orang tertawa. Tapi, pernahkah terpikir jika canda juga bisa berujung pada PHK? Demikian yang dialami Samhuri. Karyawan yang menjabat supervisor security di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan ini terpaksa dipecat karena dianggap mencemarkan nama baik atasannya.

 

Samhuri dituduh mencemarkan nama baik atasannya hanya karena mencorat-coret foto atasannya. Pria yang sudah bekerja sejak 1997 itu dipecat dengan tawaran pesangon. Tak terima dengan pemecatan itu, Samhuri menggugat ke Pengadilan Hubungan Industrial Jakarta. Ia hanya menuntut agar dipekerjakan kembali di hotel itu dengan jabatan dan hak seperti terakhir ia terima.

 

Kepada hukumonline, Samhuri tak membantah telah mencorat-coret foto Bambang, atasannya yang menjabat Chief Security. Yang membuat ia heran, kejadian itu sudah berlangsung beberapa tahun lalu. “Sekitar 2007 atau 2008, saya lupa,” akunya. Namun pihak perusahaan mengungkitnya lagi pada Desember 2010.

 

Kala itu, Samhuri membuat tulisan komentar di balik foto Bambang. Ia menuliskan ‘Teroris dari Jawa kowek’. Setelah ditulisi, Samhuri tak lantas menempelkan foto itu. Tapi menyimpannya di rak susun (filling cabinet).

 

Oya, sebelumnya Samhuri menuturkan bahwa ia bersama rekan-rekan sekuriti yang lain memang kerap bercanda. Termasuk dengan Bambang. Secara lisan maupun tulisan. Bahkan Bambang kerap bercanda dengan memanggil Samhuri dengan predikat yang aneh.

 

“Sebenernya Bambang sama saya itu temen udah kayak sodara. Jadi Bambang itu kalau ketemu (manggil,-red) saya, ‘eh copet, eh maling, kemana loe, sini loe.’ Sudah biasalah,” kata Samhuri.

 

Terkait foto ‘teroris’, Bambang mengetahui bahwa Samhuri pelakunya. Bambang langsung memanggil Samhuri dan langsung bertanya kepada Samhuri apakah dirinya yang menulis kalimat itu. Samhuri mengiyakan dengan disertai alasan bahwa sebelumnya Bambang juga pernah meledek dirinya. Atas dasar itu mereka berdua sepakat untuk damai dan tidak lagi bercanda. Jabat tangan dilakukan sebagai tanda perdamaian.

Tags: