Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak ingin mengklaim keberhasilan menangkap tersangka kasus cek pelawat Nunun Nurbaeti sebagai prestasi KPK sendiri. Ketua KPK Busyro Muqoddas mengatakan penangkapan ini sukses berkat kolaborasi antara Pemerintah RI dan Pemerintah Thailand. “Keberhasilan ini tidak bisa dilepaskan dari upaya-upaya yang sistemik dan sinergis,” ujarnya dalam konferensi pers, Sabtu malam (10/12), di Gedung KPK, Jakarta.
Busyro menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kontribusi beberapa pihak dalam upaya menangkap istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu. Pihak-pihak dimaksud, sebut Busyro, adalah Mabes Polri, Interpol, Ditjen Imigrasi RI, Kepolisian Thailand, Kedutaan Besar RI untuk Thailand.
“Kepolisian di Thailand melakukan upaya-upaya untuk mencari ibu Nunun Nurbaeti dan pada hari Rabu (7/12) itu ditemukan,” katanya. Pernyataan Busyro ini sekaligus meluruskan informasi di sejumlah media yang menyebutkan bahwa Nunun ditangkap Sabtu pagi (10/12).
Selanjutnya, Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah memaparkan kronologis penangkapan Nunun. Menurut Chandra, perburuan KPK terhadap Nunun di Thailand dimulai begitu KPK memperoleh informasi keberadaan Nunun di Negeri Gajah Putih. Informasi itu ditindaklanjuti oleh KPK dengan mengajukan permohonan ekstradisi ke pengadilan Thailand, sekitar bulan Juni 2011. Hasilnya positif, pengadilan mengabulkan permohonan itu.
“Keluarlah putusan dari pengadilan Thailand untuk menangkap (Nunun) apabila ditemukan yang bersangkutan ada di wilayah hukum negara Thailand,” ujar Chandra mengutip inti putusan pengadilan Thailand.
Setelah putusan pengadilan itu, KPK berkoordinasi dengan Kepolisian Thailand. Selain beberapa kali berkunjung ke Thailand, kata Chandra, KPK juga bertukar informasi dengan Kepolisian Thailand.
“Sampai kemudian pada hari Kamis kemarin (8/12), pimpinan KPK mendapat informasi bahwa Kepolisian Thailand telah mencari dan mendapatkan seseorang yang diduga ibu Nunun,” papar Chandra.