Pengusaha AS Minta Peraturan Diperjelas
Berita

Pengusaha AS Minta Peraturan Diperjelas

Bila kejelasan sudah didapat, hubungan bisnis diyakini makin meningkat.

Oleh:
ant
Bacaan 2 Menit
Pengusaha AS Minta Peraturan Diperjelas
Hukumonline

Pengusaha Amerika Serikat untuk kesekian kali menginginkan suatu kepastian usaha berupa terciptanya sejumlah peraturan yang kondusif di Indonesia. Hal itu ditujukan untuk lebih meningkatkan hubungan bisnis kedua negara.

“Indonesia adalah pasar yang penting bagi kami sehingga sangat banyak perusahaan Amerika yang sudah dan akan berinvestasi di sini,” kata Presiden Dewan Bisnis Amerika Serikat-ASEAN Alexander C Feldman kepada pers di Istana Wakil Presiden Jakarta, Rabu (8/2).

Pernyataan itu disampaikan bersama sejumlah anggota Dewan Bisnis Amerika Serikat-ASEAN melakukan pertemuan dengan Wakil Presiden Boediono. Kunjungan delegasi AS ke Indonesia selama lima hari itu selain bertemu dengan Wapres Boediono juga dengan para menteri, DPR serta pengusaha Indonesia.

Feldman menilai sejumlah kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah baik untuk menggairahkan iklim usaha. Melihat adanya upaya serius pemerintah Indonesia memperbaiki regulasi yang kondusif, katanya, dirinya berjanji akan mengajak sebanyak mungkin perusahaan AS bermitra di Indonesia.

“Kami melihat sudah ada upaya serius dari Pemerintah Indonesia untuk mengeluarkan peraturan yang kondusif dan kami menghargai upaya itu,” kata Alexander.

Dikatakannya, Indonesia selama ini telah menjadi mitra penting bagi Amerika Serikat di kawasan ASEAN, sehingga banyak perusahaan AS yang fokus di negara ini seperti bidang pertambangan, manufaktur dan jasa.

Alexander mengatakan pula, di tengah terjadinya krisis ekonomi global, menurutnya pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup baik.  Sehingga pihaknya bertambah yakin bahwa peluang kerja sama kedua negara masih bisa ditingkatkan lagi.

“Kunjungan anggota Dewan Bisnis AS-ASEAN ke Indonesia ini, katanya, berlangsung setiap tahun dan ini menunjukkan keseriusan kami terhadap pasar di Indonesia,” katanya.

Alexander juga mengapresiasi keberhasilan Indonesia sebagai kekuatan ASEAN dan menyelenggarakan KTT ASEAN di Bali 2011 yang berhasil dan sukses.

“Kami juga menyambut baik Indonesia sebagai ketua APEC 2013 dan diharapkan bisa berjalan dengan sukses," katanya.

Juru bicara Wakil Presiden Yopie Hidayat mengatakan, Wapres Boediono sangat mengapresiasi kunjungan delegasi Dewan Bisnis AS-ASEAN tersebut.

Menurut Yopie, keinginan pengusaha AS terhadap regulasi yang kondusif bagi iklim usaha mmang sempat menjadi pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut.

"Mereka tadi juga sempat menyinggung soal regulasi iklim usaha dan mereka juga sangat mangapresiasi segala upaya yang telah dikeluarkan pemerintah Indonesia," katanya.

Kepada Wapres, katanya, pengusaha AS juga menyatakan optimismenya terhadap kondisi ekonomi di Indonesia dan memastikan untuk tetap menjalin usaha dengan pengusaha nasional.

Diketahui, realisasi nilai investasi tahun 2011 cukup menggembirakan. Realisasi investasi proyek penanaman modal pada triwulan IV (Oktober-Desember) 2011 sebesar Rp70,2 triliun. Jumlah itu meningkat 19,2 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) periode Januari sampai Desember 2011 mencapai Rp251,3 triliun, melampaui target Rp240 triliun. Sedangkan bila dibandingkan dengan capaian pada periode sama 2010 ada peningkatan 20,5 persen dari nilai Rp208,5 triliun.

Realisasi penerimaan PMDN periode Januari-Desember 2011 mencapai Rp76 triliun atau naik 29 persen dari total penerimaan tahun sebelumnya sebesar Rp60,5 triliun. Sedangkan realisasi penerimaan PMA naik 69,8 persen menjadi Rp175,3 triliun.

Realisasi PMDN paling besar disumbang oleh sektor pertambangan sebesar Rp4,2 triliun. Kemudian  dari industri kertas, barang dari kertas dan percetakan sejumlah Rp4,1 triliun, lalu listrik, gas, dan air sebanyak Rp3,7 triliun. Sedangkan industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik dengan nilai Rp2,6 triliun, dan transportasi, gudang, dan telekomunikasi tercatata Rp 2,5 triliun.

Sedangkan realisasi PMA paling besar disumbang sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi (AS$1,7 miliar), listrik, gas, dan air (AS$0,7 miliar), industri logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik (AS$0,3 miliar), industri makanan (AS$0,3 miliar), serta industri alat angkutan dan transportasi lainnya (AS$0,3 miliar).

Tags: