Ketika Staf Ahli Unfollow Twitter Menteri
Jeda

Ketika Staf Ahli Unfollow Twitter Menteri

Lantaran tidak tega, atasan dihujat banyak orang.

Oleh:
Rzk
Bacaan 2 Menit
Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II Tifatul Sembiring. Foto: Sgp
Menteri Komunikasi dan Informatika Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II Tifatul Sembiring. Foto: Sgp

Apabila anda penggiat social media, tentunya anda mengetahui siapa menteri Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II yang gemar 'berkicau'. Kalau Anda menebak Tifatul Sembiring, itu jawaban yang tepat.

Menteri Komunikasi dan Informatika ini memang cukup populer di Twitter. Jumlah pengikut atau follower sekira 300 ribu (340.603 per 20 Maret 2012, jam 15.00, red.) adalah satu bukti nyata kepopuleran menteri asal Partai Keadilan Sejahtera tersebut. Kicauan (Twit) Tifatul melalui akun @tifsembiring selalu dinanti dan tak jarang dijadikan bahan perbicangan para Tweeps -sebutan untuk para pengguna Twitter-, khususnya para follower.

Satu dari ribuan follower Tifatul adalah Prof Kalamullah Ramli. Uniknya, tidak hanya di dunia maya, di dunia nyata pun Guru Besar Teknik Komputer, Universitas Indonesia itu menjadi 'pengikut setia' Tifatul. Kebetulan, Kalamullah adalah Staf Ahli bidang Teknologi di Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Namun, 'kesetiaan' Kalamullah di dunia maya ternyata tidak selanggeng di dunia nyata. Saat ini, Kalamullah memang masih menjabat sebagai Staf Ahli, tetapi tidak lagi menjadi follower akun Twitter Tifatul.

"Saya terpaksa unfollow (sebutan untuk tindakan menarik diri sebagai follower, red) karena tidak tega melihat berbagai hujatan kepada beliau," tutur Kalamullah, dalam acara seminar Cyberlaw di Universitas Padjajaran, Bandung beberapa waktu lalu.

Meskipun menyiratkan rasa iba, namun sebagai orang yang sangat paham dengan dunia IT, Kalamullah memahami bahwa karakteristik dunia maya itu 'datar' (flat). Dunia maya, kata dia, tidak mengenal kasta atau hierarki. "Semua (pengguna dunia maya, red) sama, tidak peduli entah itu pejabat atau bukan, kita harus selalu siap (dihujat)," ujarnya kepada hukumonline.

Maka itu, Kalamullah mengaku tidak kaget ketika sejumlah follower 'berani' menghujat Tifatul yang notabene adalah seorang pejabat tinggi di negeri ini. Untungnya, kata Kalamullah, Tifatul juga paham soal karakteristik dunia maya sehingga mantan Presiden PKS itu tidak pernah berniat 'melawan' para follower yang menghujatnya, baik itu menggugat ataupun melaporkan ke polisi.

Lantaran juga paham bahwa dunia maya itu ‘flat’, Tifatul, kata Kalamullah, tidak menegur atau protes ketika salah satu staf ahlinya memutuskan untuk unfollow. “Mungkin beliau juga tidak tahu kalau saya follow atau unfollow,” sambung Kalamullah.

Meskipun tidak lagi menjadi follower, namun Kalamullah mengaku masih mengingat salah satu bunyi kicauan sang Menteri. Kicauan itu kurang lebih berbunyi begini “Jika engkau jatuh 10 kali, maka bangunlah 11 kali”.

“Intinya Pak Tif berpesan bahwa Indonesia jangan menjadi bangsa yang loyo, karena bangsa yang tangguh itu adalah bangsa yang pernah jatuh tetapi kemudian bangun lagi,” tutur Kalamullah mencoba menafsirkan.

Di kalangan Tweeps, Tifatul memang dikenal gemar melontarkan kicauan berisi wejangan yang terkadang dikemas dalam bentuk pantun. Pantun terbaru dari Tifatul adalah terkait pencalonan koleganya separtai, Hidayat Nur Wahid yang menggandeng ekonom Didik J Rachbini dalam Pilkada Gubernur DKI Jakarta 2012. Begini bunyi pantunnya:

"Kalau berkunjung ke daerah Tretes bawalah seikat melati. Kalau kepengen Jakarta beres serahkan saja Hidayat- Rachbini,"

Menarik untuk dinanti apakah Kalamullah kali ini akan kembali menjadi ‘pengikut’ Tifatul dalam ajang Pilkada Gubernur DKI Jakarta 2012 alias mendukung pasangan calon gubernur Hidayat-Rachbini.

Tags: