Saber, Dibenci Penjahat Dicintai Masyarakat
Komunitas

Saber, Dibenci Penjahat Dicintai Masyarakat

‘Relawan Sapu Bersih Ranjau Paku (Saber)’. Setiap hari mengumpulkan 2-3 kilogram paku dari jalan raya di wilayah rawan ‘ranjau paku’.

Oleh:
Ady
Bacaan 2 Menit
Seorang relawan Saber menunjukkan hasil penyisiran paku di jalan raya. Foto: Sgp
Seorang relawan Saber menunjukkan hasil penyisiran paku di jalan raya. Foto: Sgp

Sekitar pukul 19:00 WIB, di sebuah halte dekat Terminal Bus Grogol Jakarta Barat sejumlah orang berompi hijau berkumpul pada Sabtu (24/3) malam. Di rompi mereka bertuliskan ‘Relawan Sapu Bersih Ranjau Paku (Saber)’.

Satu persatu mereka datang dari arah yang berbeda-beda, tapi membawa peralatan yang kurang lebih sama. Yaitu lampu lalin, senter dan magnet berbentuk lingkaran. Usai berdoa bersama dan menjelaskan rute perjalanan yang akan dilalui mereka lalu berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Mereka berjalan beriringan dengan kecepatan rata-rata 30 kilometer/jam. Bergerak dari halte melewati jembatan layang di daerah Roxy menuju Harmoni dan target singgah di depan Istana Negara.

Sembari menunggang si kuda besi anggota Saber mengawasi permukaan jalan raya dengan dibantu penerangan seadanya dari lampu kendaraan bermotor yang lewat. Ketika menemukan pantulan cahaya dari sebuah benda yang berada di tengah jalan raya mereka berhenti sejenak. Seorang dari mereka mengambil benda itu.

Di saat yang sama rekannya ikut membantu dengan cara memberi tanda menggunakan lampu lalin kepada kendaraan yang lewat agar memperlambat lajunya. Setelah diambil menggunakan magnet ternyata benda itu adalah paku berukuran tiga sentimeter.

Itulah sebagian tugas rutin yang dilakukan Saber, membantu masyarakat pengguna jalan raya agar terhindar dari kecelakaan akibat bocor ban. Setiap hari anggota Saber yang berlatar belakang profesi berbeda-beda melakukan penyisiran jalan raya di daerah rawan ‘ranjau paku’.

Sebelum Saber berdiri para anggotanya sudah aktif menyapu ranjau paku secara individu. Setelah Saber terbentuk kegiatan lebih terkoordinir dan terarah, bahkan jumlah anggotanya pun terus bertambah. Komunitas Saber tersebar di DKI jakarta, mereka terbagi di empat wilayah yaitu Jakarta Pusat, Barat, Timur dan Selatan. Di setiap wilayah terdapat seorang koordinator.

“Saber berdiri belum lama, 5 Agustus 2011. Awalnya dipelopori oleh tiga orang dan sampai sekarang anggota Saber yang aktif 19 orang,” tutur Ketua Saber, Siswanto ketika menjelaskan berdirinya Saber kepada hukumonline di Jakarta, Sabtu (24/3).

Pria yang bekerja sebagai pemborong bangunan itu mengatakan Saber bergerak atas dasar kesadaran dan sukarela, tanpa mendapat bayaran sepeser pun. Dan Saber melaksanakan kegiatannya tidak melulu beramai-ramai. Ketika ada anggota yang memiliki waktu luang dengan penuh kesadaran bergerak membersihkan jalanan dari paku, kata Siswanto.

Setiap hari Saber sedikitnya melakukan penyisiran rutin sebanyak tiga kali di wilayah rawan ranjau paku. Yaitu pada pagi, siang dan malam hari. Walau sudah dilakukan pembersihan secara rutin, tetap saja masih ada paku yang bertebaran di jalan raya.

Dalam melakukan aksi sapu bersih anggota Saber dilengkapi dengan alat pembersih ranjau paku bikinan sendiri. Material yang digunakan adalah besi sepanjang satu meter dengan ditempeli sejumlah magnet berbentuk lingkaran, diberi roda pada tiap ujung besi dan menggunakan tali untuk menarik. Alat itu digunakan untuk menyisir mulai dari pinggir sampai ke tengah badan jalan raya.

Pada awalnya alat itu dibuat dengan rancangan yang sederhana, tapi daya tahannya kurang bagus dan lekas rusak. Dengan berbagai macam kreasi akhirnya ditemukan rancangan terbaik dan sampai saat ini rancangan itu digunakan. Untuk membuat satu alat pembersih ranjau paku menghabiskan dana sebesar Rp250 ribu sampai Rp1 juta, tergantung ukuran.

Ketika awal Saber berdiri, jumlah paku yang berhasil dikumpulkan di wilayah Roxy, Harmoni dan sekitarnya mencapai 7–8 kilogram/hari. Tapi saat ini jumlahnya menurun drastis sekitar 2–3 kilogram/hari. Hal yang sama juga terjadi di wilayah rawan ranjau paku lainnya. Ini bisa jadi satu indikator bahwa keberadaan Saber cukup bermanfaat, setidaknya mengurangi jumlah ranjau paku di jalanan.

Dari pantauan Saber wilayah rawan ranjau paku daerah Jakarta Barat terdapat di jalan raya Daan Mogot sampai Kalideres. Wilayah Jakarta Pusat diantaranya ada di jalan raya Wahid Hasyim, Harmoni, Hayam Wuruk, Merdeka Utara dan Majapahit. Sedangkan daerah rawan ranjau paku di Jakarta Timur ada di daerah Cakung, Pulo Gadung, Kebon Nanas dan Pasar Rebo. Di Jakarta Selatan daerah rawan ranjau paku ada di Semanggi sampai Pancoran.

Motif ekonomi
Bagaikan pemburu, pada sepanjang jalan yang dilalui, Saber memantau hampir setiap jengkal permukaan jalan raya. Mereka mencari paku dan benda tajam lain yang dapat membuat ban bocor dan membahayakan keselamatan pengguna jalan. Dari pantauan Saber ada pihak tertentu yang sengaja menebar paku. Jenis benda yang disebar pun bukan hanya paku tapi juga potongan besi tajam menyerupai paku terbuat dari rangka payung bekas.

Tujuan para penjahat penebar paku adalah mengambil keuntungan ekonomis jika ada kendaraan bermotor yang mengalami kebocoran ban. Menurut Siswanto, para pelaku melakukan kejahatannya secara terorganisir. Sindikat penebar paku itu masing-masing punya pimpinan. Kemudian merekrut orang, sebagian bertugas menebar paku dan sebagian lagi menjadi penambal ban di kios tambal ban.

Biasanya para korban ranjau paku akan menambal bannya yang bocor ke kios tambal ban yang ada di pinggir jalan. Jika salah pilih maka sang korban akan masuk ke kios tambal ban milik sindikat penebar paku. Ketika hal itu yang terjadi biasanya si penambal tidak mau menambal ban dan hanya mau mengganti dengan ban baru. Itupun dipatok harga yang tinggi hingga mencapai Rp60 ribu untuk satu ban dalam motor.

Dampak lain yang dapat timbul dari ranjau paku ini adalah kecelakaan kendaraan bermotor yang dapat membahayakan keselamatan jiwa pengendara dan pengguna jalan. Hal ini sangat mungkin terjadi karena pengendara kendaraan bermotor bisa kehilangan kendali ketika mengalami kebocoran.

Oleh karena itu, Siswanto berpendapat para pelaku penebar paku telah melakukan kegiatan yang melawan hukum. Sehingga dapat dijatuhi hukuman berat karena dengan sengaja mengancam keselamatan orang lain. Ia mencontohkan bahwa anggota Saber pada 19 Oktober 2011 telah berhasil menangkap seorang penjahat penebar paku yang beroperasi di jalan raya Daan Mogot Jakarta Barat. Saat ini pelaku sedang diproses di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Seorang warga yang tinggal di wilayah Grogol, Yati mengaku senang dengan kegiatan yang dilakukan Saber. Pasalnya sebelum ada Saber hampir setiap menit pasti ada saja pengendara kendaraan bermotor yang bannya bocor. Sekarang jumlahnya sudah jauh berkurang. Selain itu Yati juga termasuk salah satu warga yang aktif menghubungi Saber jika melihat ada penjahat penebar paku yang melakukan aksinya. Sambil menunggu anggota Saber datang ke lokasi Yati biasanya memunguti paku itu lebih dulu walau tanpa alat bantu dan hanya menggunakan tangan kosong.

“Pakunya dikasih oli, nih tangan saya kotor,” tutur Yati kepada hukumonline ketika memunguti paku yang baru saja ditebar oleh penjahat penebar paku di jalan raya Wahid Hasyim Jakarta Pusat, Sabtu (24/3).

Ancaman Keselamatan
Kegiatan yang dilakukan Saber bukannya tanpa risiko. Pasalnya tanpa perlindungan yang memadai mereka sewaktu-waktu dapat tertabrak kendaraan bermotor dengan mudah. Tentu saja hal itu mengancam keselamatan mereka. Terhitung sudah ada tiga orang anggota Saber yang tertabrak kendaraan bermotor ketika melakukan penyisiran jalan. Satu diantaranya harus mendapat perawatan medis karena mengalami luka parah.

Selain itu, Saber juga kerap mendapat ancaman dari sindikat penebar paku. Waktu menyisir ranjau paku di wilayah Roxy anggota Saber pernah dilempari botol minuman oleh anggota sindikat yang mengendarai sepeda motor. Untungnya lemparan itu meleset. Hal yang sama terjadi di daerah Daan Mogot ketika anggota Saber diintimidasi oleh para sindikat dan nyaris terjadi baku hantam. Bahkan suatu ketika di saat jalan raya lengang sejumlah anggota Saber yang bertugas membersihkan ranjau hampir ditabrak sindikat dengan menggunakan motor.

Walau paham atas risiko yang dihadapi, Saber pantang untuk mundur. Mereka menjalankan kegiatan itu dengan penuh kehati-hatian dan mendapat dukungan dari masyarakat khususnya pengguna jalan.

Atas kegiatan yang dilakukan komunitas Saber pihak Kepolisian Daerah Metro Jaya memberikan penghargaan pada awal tahun 2012 lalu. Dalam kesempatan itu pihak kepolisian memberikan piagam penghargaan, rompi resmi mitra polisi dan sejumlah donasi. Selain itu, Siswanto mengatakan bahwa Kapolda memberikan instruksi langsung kepada seluruh jajarannya untuk membantu komunitas Saber jika diperlukan. Hal itu bagi Saber menambah kepercayaan diri untuk tetap menjalankan kegiatannya membersihkan ranjau paku. Selain mendapat dukungan dari masyarakat mereka juga mendapat respon positif dari aparat berwenang.

Tips Aman
Saber mengingatkan kepada masyarakat agar waspada melewati daerah yang rawan ranjau paku terutama pada malam hari. Beberapa langkah aman yang dapat dilakukan bagi pengendara kendaraan bermotor ketika melewati daerah rawan ranjau paku berdasarkan pengalaman Saber yaitu kenali daerah rawan paku. Atur kecepatan agar tidak lebih dari 40 kilometer/jam karena menurut pengalaman yang telah dipraktikan Saber, paku lebih mudah menancap di ban ketika kendaraan melaju kencang.

Periksa juga tekanan angin ban. Sebab ban yang kurang tekanan angin lebih mudah tertancap paku. Kemudian jangan melebihi beban angkut kendaraan, selain mudah tertancap paku keluarnya angin jika ban bocor lebih cepat. Terakhir yang lebih penting adalah periksa ketebalan ban luar, jangan sampai tipis.

Selain itu Saber juga mengingatkan agar pengendara kendaraan bermotor membawa ban cadangan atau ban dalam cadangan. Sehingga jika terjadi kebocoran ban pengguna kendaraan sudah siap ban cadangan. Sekalipun harus dipasang dengan menggunakan jasa bengkel maka harganya tergolong murah daripada membeli ban baru. “Sebenarnya gampang tipsnya,” pungkas Siswanto.

Tags: