Pemerintah Dinilai Tak Serius Lindungi Warga Papua
Berita

Pemerintah Dinilai Tak Serius Lindungi Warga Papua

Kasus penembakan dan kriminalisasi terhadap warga Papua masih terus terjadi.

Oleh:
Ady
Bacaan 2 Menit
Haris Azhar (kiri), Koordinator KontraS. Foto: Sgp
Haris Azhar (kiri), Koordinator KontraS. Foto: Sgp

Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Solidaritas Nasional Papua dan Forum Kerja (Foker) LSM Papua menyesalkan terjadinya kasus penembakan terhadap Terjoli Weya, seorang mahasiswa Papua.

Peristiwa itu terjadi ketika Terjoli dan belasan rekannya dalam perjalanan pulang usai mengikuti unjuk rasa pada 1 Mei 2012 di Sentani, Jayapura. Ketika melewati wilayah Abepura, sekitar 10 kilometer dari lokasi unjuk rasa, Terjoli ditembak orang tak dikenal. Saat penembakan terjadi Terjoli dilarikan rekannya ke rumah sakit terdekat, karena tak mendapat penanganan medis secara cepat maka nyawa Terjoli tak dapat diselamatkan.

Di Rumah Sakit Dian Harapan, jasad Terjoli langsung diotopsi, proyektil peluru yang bersarang di perutnya dicabut. Sayangnya, dari pantauan aliansi LSM yang mengadvokasi Terjoli, hasil otopsi itu tidak diberikan kepada pihak keluarga korban ataupun kepolisian. Pada 2 Mei 2012 Terjoli dimakamkan di pemakaman umum Waena.

Juru bicara Solidaritas Nasional Papua, John Pakage, mengatakan pada 1 Mei 2012 terjadi aksi demonstrasi di berbagai daerah di Papua untuk memperingati Hari Aneksasi Indonesia terhadap Papua. Aliansi yang menamakan diri Komite Nasional Papua Barat (KNPB) menggelar unjuk rasa di gedung Dewan Kesenian Tanah Papua, kemudian bergerak menuju makam Theys Hiyo Eluay. Sesampainya di pemakaman yang berlokasi di Sentani, Jayapura, sudah terdapat massa aksi yang tergabung dalam Organisasi Masyarakat Papua (OMP).

Saat itu pimpinan OMP, Darius Kogoya bernegosiasi kepada pihak kepolisian yang berjaga untuk mengibarkan bendera bintang kejora. Bendera dikibarkan, tak lama kemudian aparat kepolisian melakukan penangkapan terhadap 14 orang massa aksi dari OMP. John mengatakan sampai saat ini massa aksi yang ditahan di Polres Jayapura itu belum dibebaskan.

Koordinator KontraS, Haris Azhar, atas nama aliansi tiga LSM memprotes tindakan penangkapan dan penembakan yang dilakukan aparat keamanan. Haris khawatir kasus ini tidak diselesaikan secara tuntas oleh aparat penegak hukum. Pasalnya, dari advokasi yang dilakukannya selama ini atas tindak kekerasan yang terjadi di Papua tidak ditanggapi serius oleh aparat berwenang.

“Jika kasus itu menimpa warga sipil di Papua, tidak ada pelaku yang ditangkap, tidak ada proses hukum yang berjalan, tidak ada akuntabilias dan keterbukaan dari polisi untuk memperjelas apa dibalik peristiwa tersebut,” kata Haris dalam jumpa pers di kantor KontraS Jakarta, Kamis (3/5).

Halaman Selanjutnya:
Tags: