Tuntaskan Persoalan Papua, LSM Temui Wantimpres
Berita

Tuntaskan Persoalan Papua, LSM Temui Wantimpres

Harus diupayakan proses dialogis yang bermartabat.

Oleh:
Ady
Bacaan 2 Menit
Foto: Sgp
Foto: Sgp

Tindak kekerasan yang makin meningkat di Papua membuat sejumlah lembaga swadaya masyarakat (LSM) bolak-balik menyambangi berbagai lembaga negara. Misalnya, Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) yang bersama beberapa LSM lainnya mengadakan pertemuan dengan Komnas HAM, Ombudsman, DPR dan lainnya untuk meminta masalah tindak kekerasan yang dihadapi masyarakat Papua segera diselesaikan.

Kali ini KontraS bersama Foker LSM Papua dan LSM lainnya bertemu dengan anggota Wantimpres, Albert Hasibuan, untuk membicarakan masalah yang sama. Dari hasil pertemuan itu Wakil Koordinator KontraS, Indria Fernida, berharap agar Wantimpres menyampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dua hal penting. Pertama, tentang penegakan hukum dan evaluasi keamanan di Papua. Kedua, tentang dialog damai.

Indria menyesalkan pernyataan yang dilontarkan Presiden SBY beberapa waktu lalu yang menyebut persoalan yang ada di Papua hanya masalah kecil. Bagi Indria yang terjadi malah sebaliknya, untuk itu persoalan Papua sangat penting untuk diselesaikan. Oleh karenanya Indria mendesak agar pemerintah melakukan penegakan hukum dan evaluasi keamanan yang digunakan di Papua.

Selain itu Indria mendesak agar Wantimpres menyampaikan kepada SBY agar dialog damai di Papua segera dilaksanakan. Indria melihat sebelumnya Presiden telah membentuk tim untuk menggelar dialog damai. Sayangnya, sampai saat ini belum terlihat langkah nyata dari pemerintah untuk menyiapkan terlaksananya dialog damai tersebut. Mendukung terlaksananya dialog itu, Indria menyebut sejumlah LSM telah menawarkan konsep kepada pemerintah.

“Jika Presiden berkomitmen untuk situasi damai di Papua, saya rasa dua hal tersebut harus menjadi perhatian utama dan prioritas,” kata Indri kepada wartawan di kantor Wantimpres, Jakarta, Selasa (7/3).

Pada kesempatan yang sama, Ketua Sinode Gereja Kingmi Papua, Benny Giay, menyebut telah menyampaikan kondisi yang saat ini terjadi di Papua kepada Wantimpres. Benny menjelaskan warga Papua, baik yang tinggal di pelosok desa ataupun di tengah kota, kondisinya memprihatinkan. Warga yang tingal di pelosok desa, dari pantauan Benny minim akses kesehatan dan pendidikan. Kondisi itu diperparah dengan gizi buruk yang kerap dialami warga.

Sementara di kota, warga dihantui oleh ancaman penembakan dan tindak kekerasan lainnya. Pasalnya, tindak kekerasan yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir membuat warga ketakutan, bahkan Benny merasa hampir setiap hari terdapat korban penembakan. Selain itu Benny melihat ada isu yang dihembuskan bahwa masyarakat asli Papua akan menyerang masyarakat pendatang. Akibatnya, warga pendatang membekali diri dengan senjata.

Tags: