PMK HKBP Jakarta, Tempat Buruh Belajar
Edsus Lebaran 2012:

PMK HKBP Jakarta, Tempat Buruh Belajar

Pencetak buruh yang handal berorganisasi dan berjuang.

Oleh:
IHW
Bacaan 2 Menit
PMK HKBP Jakarta, Tempat Buruh Belajar
Hukumonline

Ruangan berukuran sekira 4 x 3 meter yang disekat sebuah papan ini terlihat sempit. Ada empat meja yang dijejerkan di tempat itu. Dindingnya dipenuhi poster ‘berbau’ perjuangan buruh. Salah satu contohnya bertuliskan ‘Stop Rezim Upah Rendah: Buruh Bangkit Bergerak Sekarang!

“Di sini ruang kerja kami,” ujar Henry Darungo mengenalkan salah satu ruangan dari sekretariat Pelayanan Masyarakat Kota Huria Kristen Batak Protestan (PMK HKBP) kepada hukumonline, Kamis (9/8).

Dari luar, bangunan yang terletak di Jalan Buluh Perindu Raya Blok W No 7, Pondok Bambu, Jakarta Timur ini memang terlihat sama dengan bangunan rumah lain di sekitarnya. Tak ada plang khusus yang menunjukkan bahwa bangunan ini adalah sekretariat sebuah organisasi. Tapi siapa sangka kalau di rumah ini adalah ‘markas’ organisasi ‘kawakan’ yang peduli dengan buruh dan kelompok masyarakat lain bernama PMK HKBP.

Dibilang kawakan karena PMK HKBP ini bukan organisasi kemarin sore. Resmi didirikan pada 1983 silam oleh para jemaat HKBP, organisasi ini pertama kali berkedudukan di Jalan Raya Bogor. Kala itu, daerah sepanjang jalan itu banyak berdiri pabrik.

“Mulai dari Pasar Rebo sampai ke Cibinong,” tutur Henry yang menjadi koordinator Pelayanan Buruh Jakarta (PBJ). PBJ adalah salah satu divisi yang ada di PMK HKBP selain divisi Center for Indonesian Migran Worker (CIMW).

Pada masa awal berdirinya, PMK HKBP langsung dihadapkan pada kasus perburuhan yang cukup besar saat itu. “Kasus buruh PT Fairchild Semiconductor dimana mereka menuntut peningkatan kesejahteraan karena mereka digaji kecil walaupun bekerja di perusahaan asing,” kata Henry. PT Fairchild adalah perusahaan pembuat komponen elektronik yang berpusat di Amerika Serikat.

PMK HKBP melalui PBJ mulai melebarkan ‘sayapnya’ keluar Jakarta pada 1990-an. Awalnya ke daerah industri di daerah Banten yang saat itu banyak buruh pabrik sepatu yang kemudian dijual keluar negeri untuk diberi merek internasional. “Seperti Nike, Adidas dan Reebok,” kata Henry. Belakangan, daerah yang menjadi basis PBJ juga tersebar di Bekasi, Sukabumi hingga Batam.

Halaman Selanjutnya:
Tags: