Ada ‘Tentara’ di Ajang PPAKH
Terbaru

Ada ‘Tentara’ di Ajang PPAKH

Ini adalah satu bukti bahwa PPAKH bukan sekadar adu skill olahraga, tetapi juga adu gengsi.

Oleh:
RZK
Bacaan 2 Menit
Tim tarik tambang ABNR sedang beraksi dalam lomba tarik tambang di ajang PPAKH. Foto: Sgp
Tim tarik tambang ABNR sedang beraksi dalam lomba tarik tambang di ajang PPAKH. Foto: Sgp

Namanya  Immanuel A. Indrawan atau akrab disapa Iman. Badannya besar, kulitnya gelap, bajunya loreng-loreng, lalu di bagian mata terdapat coretan warna hitam. Iman tidak sendiri. Terdapat belasan orang dengan ciri-ciri serupa, laki-laki dan perempuan, bergerombol di salah satu sudut tribun Hall A, Komplek Gelora Bung Karno, Senayan Jakarta dalam acara pembukaan Pertandingan Persahabatan Antar Konsultan Hukum XVIII, Sabtu lalu (15/9).

Anda pasti membayangkan Iman dkk adalah sekompi tentara yang siap berperang. Lalu, apa yang mereka lakukan di ajang PPAKH? Apakah panitia menyewa tentara untuk mengamankan acara pembukaan? Pertanyaan terakhir jelas jawabannya tidak, karena Ketua Panitia PPAKH XVIII Teddy Trianto Antono menginformasikan bahwa panitia hanya meminta bantuan Kepolisian untuk aspek keamanan.

Iman memang bukan tentara. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia itu adalah senior associate pada kantor hukum Ali Budiarjo, Nugroho, Reksodiputro (ABNR). Hari itu, mengenakan kaos lengan panjang bermotif tentara, Iman yang kebetulan menjabat kapten dan belasan rekan-rekannya bersiap mengikuti lomba tarik tambang yang dipertandingkan pada acara pembukaan.

Dengan seragam bermotif tentara, tim tarik tambang ABNR terlihat ‘mencolok’. Penampilan mereka semakin menarik perhatian karena ada iringan suara drum serta bunyi-bunyian lain. Ketika hendak bertanding pertama kali, tim ABNR bahkan melakukan seremoni khusus, berbaris keluar bak tentara dari pintu samping Hall A Senayan. 

Kepada hukumonline, Iman menjelaskan bahwa kostum bermotif tentara sengaja mereka pilih untuk mengulang sukses tahun 2010. Kala itu, tim tarik tambang ABNR juga menggunakan seragam bermotif tentara, dan berhasil juara pertama. Trofi tahun 2010 adalah ulangan sukses tahun sebelumnya.

“Jadi, kami sudah dua kali juara tarik tambang, makanya ada dua bintang di kaos ini,” ujar Iman sambil menunjuk ke gambar dua bintang di bagian dada kaos yang dia kenakan.

Iman berharap ‘tuah’ tahun 2010 berulang pada tahun 2012. Apalagi, tahun lalu, ABNR gagal menjadi juara karena kaos yang digunakan berwarna hitam. “Ini bukan mitos, tapi ini masalah spirit saja,” tegas Iman.

Dikatakan Iman, ABNR menargetkan juara umum pada penyelenggaraan PPAKH tahun ini. Berbagai persiapan telah dilakukan seluruh kontingen ABNR demi mencapai target itu. Menurut Iman, target juara umum juga didukung oleh para Partner maupun pendiri ABNR. “Kami siap mati-matian demi juara umum, PPAKH memang pada dasarnya fun tapi kalau tidak serius tidak enak juga,” ujar Iman semangat.

Apa yang diutarakan Iman ternyata bukan sesumbar atau gertak sambal. Berdasarkan pengamatan hukumonline, tim tarik tambang ABNR memang benar-benar semangat ketika bertanding. Tidak hanya 10 orang atlet tarik tambang yang semangatnya membara, belasan pendukung mereka juga tidak kalah semangatnya.

Hasilnya juga terbukti. Satu demi satu lawan ditumbangkan tim ABNR. Mereka pun sukses mencapai babak final menghadapi kantor hukum Hadiputranto, Hadinoto and Partners (HHP). Sayang, semangat kedua tim finalis mencapai anti klimaks karena tambang yang digunakan untuk lomba terputus. Tim ABNR dan HHP sempat berembuk untuk mencari jalan keluar terbaik, namun belum tercapai kesepakatan.

“Hasil akhir lomba tarik tambang terpaksa kami tunda karena kami masih akan membicarakan masalah ini dengan partisipan lain,” jelas Teddy Trianto Antono, Ketua Panitia PPAKH XVIII.

Menurut Teddy, insiden ini benar-benar di luar perkiraan panitia karena tidak pernah terjadi tambang untuk lomba tarik tambang putus. Makanya, panitia tidak terpikir untuk menyiapkan tambang cadangan. Teddy berharap masalah dalam lomba tarik tambang ini dapat ditemukan solusi terbaik.

Tags: