UPH Siap Cetak Ahli Hukum Perdagangan Internasional
Berita

UPH Siap Cetak Ahli Hukum Perdagangan Internasional

Kemenlu akan kirim diplomat muda untuk mengikuti program MTIC di UPH.

Oleh:
RZK
Bacaan 2 Menit
Penandatanganan MoU antara UPH dan Kemenlu. Foto: Rzk
Penandatanganan MoU antara UPH dan Kemenlu. Foto: Rzk

Ingin belajar tentang hukum perdagangan, investasi, persaingan usaha dan kebijakan bertaraf internasional? Tidak perlu jauh-jauh melanglang buana, di Jakarta apa yang anda cari sudah tersedia. Universitas Pelita Harapan (UPH) baru saja meluncurkan program Master of Law in Trade, Investment and Competition Law and Policy (MTIC).

Program master ini adalah buah dari kerjasama antara UPH dengan Pemerintah Swiss melalui Swiss State Secretariat for Economic Affairs dan World Trade Institute (WTI), University of Bern. Pihak UPH mengklaim ini adalah program MTIC pertama di Indonesia dan kedua di ASEAN. Negara ASEAN lainnya adalah Vietnam.

Dalam acara peluncuran di Jakarta, Selasa (2/10), Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Heinz Walker-Nederkoorn mengatakan Pemerintah Swiss merasa bangga dapat mendukung kemajuan pendidikan di Indonesia. Kerjasama ini, kata Heinz, diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Swiss yang terjalin selama 60 tahun.

“Tahun ini merupakan tahun ke-60 hubungan diplomatis dan perdagangan yang kokoh antara Indonesia dan Swiss, dan MTIC ini merupakan wujud penguatan kerjasama kedua negara di bidang yang strategis, serta merupakan langkah yang tepat untuk menciptakan pusat keunggulan hukum perdagangan di Indonesia,” papar Heinz.

Menurut Heinz, sebagai salah satu negara dengan populasi terbanyak di dunia, Indonesia harus terus mengembangkan kemampuan SDM. Mempersiapkan SDM yang handal di bidang perdagangan internasional, lanjut dia, akan sangat bermanfaat dalam rangka menyambut pembentukan ASEAN Community tahun 2015 nanti.

“Pemerintah Swiss mendukung penuh rencana pembentukan ASEAN Community yang dicanangkan tahun 2015,” imbuh Heinz.

Deputy Managing Director and Director of Studies WTI, Pierre Sauve mengatakan MTIC merupakan sebuah program untuk mencetak sumber daya manusia (SDM) yang multiskills di bidang perdagangan, investasi, persaingan usaha dan kebijakan. Sebagai bagian dari kerjasama, WTI menyatakan siap mentransfer pengetahuan dan teknologi yang berkaitan dengan MTIC.

Sementara itu, Ketua Program Studi Magister Hukum UPH, Dr. V. Henry Soelistyo Budi mengatakan pihaknya menargetkan setidaknya peminat program Master of Law in Trade, Investment and Competition Law and Policy berasal dari kalangan praktisi, birokrasi, dan akademisi. Henry menekankan bahwa praktisi perlu mengikuti MTIC karena di program ini akan diajarkan materi yang berkaitan trade dispute settlement, foreign direct investment, dan hukum persaingan usaha.

“Dengan semakin kuatnya peranan Indonesia dalam perekonomian global dan arena geopolitik, serta kedudukan Asia sebagai pusat perkembangan ekonomi dunia saat ini, maka sangat penting bagi Indonesia untuk meningkatkan kemampuan SDM Indonesia dalam bidang perdagangan internasional,” kata Henry, dalam siaran pers.    

Dipaparkan Henry, MTIC memiliki sejumlah kelebihan diantaranya masa studi yang dapat dirampungkan ‘hanya’ dalam sembilan bulan. Lalu, jadwal kuliah juga sifatnya fleksibel. Satu kelebihan yang ingin ditonjolkan Henry adalah sebagian staf pengajar sengaja didatangkan dari luar negeri khususnya Swiss.

“Kenapa Swiss? Karena di sana adalah think tank WTO (World Trade Organization), segalam macam kajian terkait WTO ada di WTI, University of Berne,” kata Henry.

Diplomat Kemenlu
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyambut baik langkah UPH meluncurkan program MTIC. Menurut Kepala Pusdiklat Kemenlu Hazairin Pohan, Indonesia memang butuh diplomat serta negosiator-negosiator handal untuk terjun dalam kancah perdagangan internasional. Saat ini, kata Hazairin, perkembangan diplomasi internasional sudah begitu pesat.

“Diplomasi ‘gebrak meja’ sudah tidak bisa lagi, diplomat kita harus menguasai kebijakan dan regulasi yang berkaitan dengan perdagangan internasional,” ujar Hazairin, usai acara peluncuran MTIC.

Makanya, Kemenlu mengadakan kerjasama dengan UPH dalam rangka menyiapkan diplomat-diplomat yang memiliki ketrampilan dan pengetahuan yang mumpuni. Rencananya, Kemenlu akan mengirim lima diplomat muda, satu diantaranya mendapatkan fasilitas beasiswa dari UPH, untuk mengikuti program MTIC. 

Tags: