Gedung-Gedung di Jakarta Punya Cerita
Resensi

Gedung-Gedung di Jakarta Punya Cerita

Dari gedung yang dijadikan cagar budaya, hingga gedung yang dijadikan tempat penyiksaan.

Oleh:
YOZ
Bacaan 2 Menit
Dua buku yang mengulas tentang bangunan bersejarah dan sisi kelam gedung-gedung di Jakarta. Foto: Sgp
Dua buku yang mengulas tentang bangunan bersejarah dan sisi kelam gedung-gedung di Jakarta. Foto: Sgp

Jakarta. Beragam suku yang ada di Indonesia berkumpul di kota ini. Selain sebagai pusat pemerintahan, Jakarta mejadi sentra bisnis dan perekonomian negara. Jadi jangan heran bila Jakarta menyandang nama Daerah Khusus Ibukota. Namun perlu diingat, kota yang sekarang kita kenal ini bukanlah tempat yang dibangun instan. Jakarta menyimpan beragam sejarah dari berbagai bangsa. 

Pada awalnya, Jakarta hanya dijadikan sebagai kota persinggahan bagi para saudagar hingga akhirnya kota ini beralih menjadi kota perdagangan. Suasana kota yang ramai mengundang banyak orang dari penjuru dunia untuk datang ke Jakarta. Masuknya beragam bangsa ke Jakarta dengan durasi yang panjang mencatatkan identitas dan budaya bangsa-bangsa tersebut di kota ini. 

Dalam bukunya yang berjudul “Historical Sight of Jakarta”, Adolf Heuken SJ menceritakan secara singkat sejarah Jakarta. Pastor berdarah Jerman yang bekerja di Indonesia sejak 1963 ini menceritakan tentang sejarah Jakarta mulai dari Kota dan Sunda Kelapa, pelebarannya sampai ke daerah selatan, juga kelompok-kelompok yang pernah menduduki kota Jakarta dan mempengaruhi Jakarta.

Pengaruh kelompok-kelompok tersebut tidak hanya berpengaruh kepada kondisi sosial, politik, agama dan budaya pada masa tersebut, namun berpengaruh kepada nama Jakarta sebagai identitas kota.

Jarak tempat tinggal penduduk satu dengan lain kala itu relatif jauh. Hal ini membentuk pandangan masyarakat terhadap masing-masing wilayah. Pandangan tersebut membuat masyarakat menamakan wilayah-wilayah tersebut sesuai nama pemilik tanah, apa yang ada di wilayah tersebut atau fungsi wilayah.

Penduduk yang pada masa tersebut tinggal di Jakarta tentu saja membangun segala sarana yang mereka perlukan dalam keseharian mereka. Belanda, bangsa yang durasi tinggalnya paling lama meninggalkan banyak jejak tanda kota. Landmark tersebut berkaitan dengan kebiasaan masyarakat Belanda yang dibawa ke Jakarta.

Sebut saja Gedung Kesenian Jakarta yang menjadi penanda kebutuhan masyarakat Belanda di Jakarta terhadap seni, khususnya teater. Kemudian, Harmoni yang merupakan sebuah club house sebagai penanda kebutuhan masyarakat belanda untuk berkumpul satu dengan yang lain.

Halaman Selanjutnya:
Tags: