Pengacara dan Klien Tewas Saat Proses Mediasi
Jeda

Pengacara dan Klien Tewas Saat Proses Mediasi

Pelaku memang dikenal sebagai sosok yang suka mencari masalah.

Oleh:
RZK
Bacaan 2 Menit
Pengacara dan Klien Tewas Saat Proses Mediasi
Hukumonline

Aksi tembak-tembakan semakin marak terjadi di Amerika Serikat. Belum lama ini, terjadi sebuah insiden menggemparkan ketika seorang pria tanpa alasan jelas membabi buta menembak puluhan guru dan murid di sebuah sekolah di wilayah Connecticut. Kejadian yang kurang lebih mirip meskipun dengan eskalasi berbeda, terjadi di Phoenix.

Korbannya adalah seorang pengacara bernama Mark P Hummels beserta Steven Singer, kliennya. Keduanya ditembak oleh Arthur Douglas Harmon, pria berusia 70 tahun. Steven dan Arthur adalah dua pihak yang tengah berseteru. Ironis, tahap mediasi yang seharusnya bertujuan mencapai win win solution justru berujung pada tragedi berdarah.

Awalnya, Steven dan Arthur sebenarnya memiliki relasi bisnis. Steven yang menjabat CEO Fusion Contact Center meminta jasa Arthur yang memiliki perusahaan Redback Design untuk menata ulang furnitur kantor di California. Untuk kerjaan ini, Arthur mendapat bayaran total AS$47 ribu, dan AS$30 ribu diantaranya sudah diterima oleh Arthur.

Relasi bisnis antara Steven dan Arthur belakangan ternyata malah berubah menjadi perseteruan. Arthur menggugat Steven dengan tujuan untuk menuntut sisa pembayaran honor itu. Padahal, pekerjaan Arthur belum rampung secara keseluruhan. Makanya, Steven bersikeras hanya ingin membayar Arthur sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan.

Sebagai bagian dari proses gugatan, Steven dan Arthur pun menjalani tahap mediasi. Steven didampingi Mark P Hummels sebagai kuasa hukum, sedangkan Arthur berjuang sendirian alias pro se. Saat menjalani mediasi itulah, akhir Januari 2013, kejadian mengenaskan itu terjadi. Arthur yang berusia 70 tahun menembak Steven dan kuasa hukumnya.

Mark ditembak pada bagian punggung dan leher. Usai kejadian, Mark sempat dibawa ke rumah sakit untuk menjalani operasi, tetapi nyawanya tidak tertolong. Nasib Steven lebih tragis, karena dia langsung meninggal di tempat kejadian perkara. Korban aksi brutal Arthur sebenarnya tiga orang. Selain Mark dan Steven, korban lainnya adalah Nichole Hampton yang nasibnya beruntung karena masih hidup.

Usai beraksi, Arthur langsung kabur. Pihak Kepolisian Phoenix lalu menyatakan Arthur sebagai buron. Upaya pencarian yang dilakukan polisi ke beberapa tempat termasuk tempat tinggal pelaku tidak membuah hasil. Arthur akhirnya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di lahan parkir sehari setelah peristiwa tertembaknya Mark dan Steven. Dia diduga bunuh diri.

Tags: