Biaya Eksplorasi Lebih Besar Dibanding Eksploitasi
Berita

Biaya Eksplorasi Lebih Besar Dibanding Eksploitasi

Butuh proses panjang untuk menyelesaikan pengeboran.

Oleh:
CR-14
Bacaan 2 Menit
General Manager Pertamina EP Kawasan Indonesia Timur, Satoto Agustono (berdiri). Foto: Sgp
General Manager Pertamina EP Kawasan Indonesia Timur, Satoto Agustono (berdiri). Foto: Sgp

Kementerian ESDM mengusulkan keringanan atau pembebasan pajak eksplorasi migas. Eksplorasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan resiko yang sangat besar. Ternyata, biaya yang dibutuhkan untuk eksplorasi lebih besar dua kali lipat dibanding eksploitasi.

Dalam melakukan eksplorasi, perusahaan membutuhkan biaya besar dan menghabiskan waktu panjang. Pengalaman Pertamina EP Kawasan Indonesia Timur bisa dijadikan contoh. Pertamina dituduh tidak efisien dalam tahap eksplorasi. General Manager Pertamina EP Kawasan Indonesia Timur, Satoto Agustono, menilai ada kesalahpahaman terhadap mekanisme pengeboran (eksplorasi dan eksploitasi) yang harus dilakukan perusahaan. “Pengeboran itu bukan hal yang sederhana,” tegasnya, Jum’at (15/2).

Satoto menanggapi pernyataan Kepala SKK Migas Rudi Rubiandini dalam Rapat Kerja Tahunan lembaga ini beberapa hari lalu. Rudi mengatakan optimismenya pertumbuhan produksi migas nasional harus diimbangi oleh penguatan terhadap perusahaan minyak nasional. Rudi menyesalkan kinerja Pertamina yang dinilai tidak mampu memanfaatkan ketersediaan lahan atau lapangan migas untuk peningkatan kapasitas produksi.

“Tahun ini cadangan kita hanya tinggal 3,6 miliar barrel. Produksi kita 304 juta barrel. Kalau ada sebuah lahan cuma dikangkangi tapi tidak dibor, nanti yang marah mertua,” tukas Rudi saat memberi kata sambutan, seraya meminta Pertamina lebih bekerja keras. “Kami memberikan penekanan yang agak keras kepada Pertamina, agar Pertamina itu maju,” sambungnya.

Satoto menjelaskan, dalam praktek, eksplorasi memerlukan waktu dan biaya yang sangat banyak. Pertamina mau tidak mau harus menyesuaikan dengan kemampuan operasional perusahaan saat melakukan pengeboran. Ia memberi contoh, jika eksploitasi menghabiskan biaya 5 juta dolas AS, eksplorasi bisa menghabiskan 10 juta dolar. Alasannya, “eksplorasi itu lebih detail”. Eksplorasi harus melaui beragam studi berjenjang, dan skala prioritas yang harus dikerjakan mengingat resiko bisnis yang besar.

Senada, Vice President Coorporate Communication Pertamina Pusat, Ali Mundakir, mengatakan pengeboran lahan atau lapangan minyak membutuhkan proses panjang. Ia menilai positif masukan SKK Migas tentang inefisiensi pengeboran.

Namun Ali Mundakir menepis anggapan Pertamina tak menghasilkan dalam lima tahun terakhir. Yang terjadi, kata Ali, justru peningkatan terus. Contohnya, Pertamina berhasil merevitalisasi sumur Bunyu di Kalimantan yang sudah tua. Revitasi sumur minyak Bunyu ternyata bisa meningkatkan produktivitas Pertamina.

Dijelaskan Ali Mundakir, Pertamina terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kuantitas produk migas. Pada tahun ini Pertamina mematok produksi 243.000 ribu barel per hari atau meningkat sebanyak 20 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Tags:

Berita Terkait