Perempuan dan Anak Indonesia Perlu Melek Finansial
Berita

Perempuan dan Anak Indonesia Perlu Melek Finansial

Perencanaan keuangan yang baik ikut meningkatkan taraf hidup.

Oleh:
FAT
Bacaan 2 Menit
Perempuan dan Anak Indonesia Perlu Melek Finansial
Hukumonline

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) telah menandatangani nota kesepahaman. Kedua lembaga bersepakat memaksimalkan pemahaman perempuan dan anak mengenai lembaga jasa keuangan. Semakin paham tentang keuangan, semakin bermanfaat bagi perempuan dan anak.

Menteri PPPA Linda Amalia Sari mengatakan, jumlah perempuan di Indonesia mencapai 59,7 persen dari total jumlah penduduk. Atas dasar itu, perempuan memiliki peran besar dalam dalam sektor jasa keuangan. “Saya memberikan apresiasi kepada Dewan Komisioner OJK beserta jajarannya yang sudah mendukung dilakukannya nota kesepahaman ini,” katanya di Kantor OJK di Jakarta, Jumat (26/7).

Namun, lanjut Linda, dari laporan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dikeluarkan UNDP tahun 2011 terungkap keterwakilan perempuan dalam pengambilan keputusan baik di eksekutif, legislatif dan yudikatif masih rendah. Ia berharap, dengan adanya kerjasama ini keterwakilan Indonesia menjadi lebih baik lagi. “Pemberdayaan perempuan di bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan masih ada kesenjangan,” tutur Linda.

Hal senada juga terjadi pada anak di Indonesia. Padahal, kata Linda, jumlah anak di Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 37 persen dari total jumlah penduduk. Angka ini menunjukkan bahwa jumlah anak memiliki peran besar dalam hal mendukung literasi keuangan di Indonesia.

Terlebih lagi, lanjut Linda, telah banyak anak Indonesia yang sudah bersentuhan dengan sektor keuangan. Seperti menjadi nasabah di perbankan, asuransi dan perusahaan pembiayaan lainnya. Atas fakta tersebut, diperlukan sebuah pemahaman literasi keuangan bagi anak di Indonesia.

Menurutnya, dengan adanya peningkatan literasi keuangan melalui edukasi dapat mendorong anak dan perempuan Indonesia mampu melakukan perencanaan keuangannya. Bukan hanya itu, sikap hati-hati juga diharapkan terdapat oleh anak dan perempuan Indonesia dalam berinvestasi di lembaga jasa keuangan.

“Sehingga terciptanya kemampuan peningkatan taraf hidupnya. Kami berharap OJK mau memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada perempuan dan anak Indonesia,” kata Linda.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait