Hapus Citra Tawuran, FH UKI Gelar Lomba Debat
Rechtschool

Hapus Citra Tawuran, FH UKI Gelar Lomba Debat

Untuk memperingati dies natalis UKI yang kebetulan bertepatan dengan 100 tahun pejuang HAM, Yap Thiam Hien.

Oleh:
M-14
Bacaan 2 Menit
Hapus Citra Tawuran, FH UKI Gelar Lomba Debat
Hukumonline

Seringnya pemberitaan media tentang tawuran yang melibatkan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI) rupanya membuat sebagian mahasiswa atau mahasiswi di kampus di bilangan Jakarta Timur ini merasah jengah. Mereka pun ingin menghapus citra ini dengan menyelenggarakan lomba debat mahasiswa hukum se-Indonesia.

Mahasiswa FH UKI yang tergabung dalam Forum Diskusi Ilmiah FH UKI akan menyelenggarakan lomba debat ini pada 25-27 September mendatang dengan tema “Dengan Intelektualitas Mengukuhkan Moral Bangsa’.

“Selama ini kan UKI itu dikenal suka tawuran. Jadi, kami ingin memperkenalkan bahwa UKI itu nggak seperti itu, bahwa UKI juga punya intelektualitas yang baik. Makanya kami ambil tema seperti itu,” ujar Humas Kompetisi Debat, Eva Lusiana kepada hukumonline, Senin (26/8).

Eva mengatakan baru kali ini FDIM (Forum Diskusi Ilmiah Mahasiswa) dan FH UKI menyelenggarakan lomba debat bertaraf nasional. Biasanya, lomba debat hanya di kalangan anggota FDIM dan mahasiswa FH UKI. 

Ketua Panitia Rico Almando mengakui bahwa ini kali pertama FH UKI menyelenggarakan lomba debat. Ia menuturkan lomba debat ini bertujuan untuk memperingati dies natalis UKI yang kebetulan bertepatan dengan 100 tahun pejuang HAM, Yap Thiam Hien, yang juga merupakan pendiri UKI.

“Itu salah satu tujuannya,” tuturnya.

Senada dengan Eva, Rico juga berharap agar kegiatan ini dapat menghapus persepsi di masyarakat bahwa mahasiswa UKI itu suka tawuran. Pasalnya, lanjut Rico, banyak orang memiliki persepsi bahwa mahasiswa UKI itu sering sekali tawuran.

“Jadi, kami juga ingin mengubah paradima masyarakat kalau memang mahasiswa fakultas hukum juga masih banyak yang memiliki pemikiran-pemikiran yang baik, terlebih untuk membangun Fakultas Hukum UKI ke depannya,” ujar mahasiswa angkatan 2010 ini.

Lebih lanjut, Rico menyatakan panitia menargetkan 16 peserta dari fakultas hukum se-Indonesia yang akan ikut kompetisi debat ini. Saat ini, sekitar 100-an undangan telah disebar. “Pendaftaran hanya sampai 19 September. Apabila sudah mencapai 16 tim, maka pendaftaran akan kami tutup saat itu juga,” tambahnya.

Para peserta yang ingin mengikuti kompetisi ini harus membayar biaya pendaftaran sebesar Rp1 juta. Panitia akan menyiapkan makanan dan akomodasi (di guest house yang dimiliki UKI) selama kompetisi berlangsung. Hadiah Rp5 juta untuk juara pertama, Rp3,5 juta untuk juara kedua, dan Rp1,5 juta telah disiapkan oleh panitia.

Rico mengatakan panitia telah menyiapkan juri-juri dari akademisi dan praktisi di bidang hukum yang mengajar di FH UKI. “Kami konfirmasi dengan rektor kami Maruarar Siahaan (mantan Hakim Konsitusi,-red), kalau dia bisa, dia nanti di final akan menjadi juri,” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait