Kata ‘Remunerasi’ Ampuh Hasilkan Tepuk Tangan
Jeda

Kata ‘Remunerasi’ Ampuh Hasilkan Tepuk Tangan

Sedangkan kata integritas, tak mendapat respon sama.

Oleh:
INU
Bacaan 2 Menit
Kata ‘Remunerasi’ Ampuh Hasilkan Tepuk Tangan
Hukumonline

Mendengarkan pidato pimpinan memang lebih banyak mengundang kebosanan ketimbang rasa antusias. Begitu pula yang dirasakan 500 pegawai Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) yang bertugas di Rumah Tahanan (Rutan) atau Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jakarta, Kamis (14/8).

Beragam sikap mereka tunjukkan merespon pidato Menkumham Amir Syamsuddin dan Wamenkumham Denny Indrayana. Ada kepala yang tertunduk, bukan karena haru tapi ngantuk. Ada yang asyik memainkan tetelpon genggam maupun gadget melihat akun jejaring sosial dan berinteraksi dengan temah-temannya.

Padahal pidato kedua pimpinan Kemenkumham tersebut begitu penting. Agar pegawai rutan dan lapas benar-benar menunjukkan kinerja bagus sehingga dapat menepis tudingan dan cercaan publik karena beberapa kasus terkait rutan dan lapas.

Menyadari audiens terlihat bosan, Menkumham Amir Syamsuddin yang dapat giliran pertama berpidato, mencoba mencari cara menarik perhatian audiens. Lalu, ditemukanlah tema yang mendapat sambutan meriah dari ratusan pegawai Ditjenpas sekalgus audiens pada kesempatan itu.

“Kita akan perjuangkan kesejahteraan pegawai,” kata Amir dan riuhlah Graha Pengayoman dengan tepuk tangan pegawai Ditjenpas.

Pujian Menkumham pada kinerja ratusan pegawai rutan dan lapas di hadapannya juga ditanggapi tepuk tangan. Tapi tak semeriah tepuk tangan ketika Amir menjanjikan untuk perjuangkan kesejahteraan pegawai.

Hal serupa ditiru oleh Wamenkumham ketika memberikan pengarahan pada audiens yang sama. Namun, ada satu kata yang diulang-ulang oleh Denny dan ditanggapi dengan tepuk tangan meriah. Serta, tak ada kepala tertunduk lagi karena mengantuk mendengarkan pidato.

Tags: