Pemerintah mengklaim manfaat empat paket kebijakan untuk menguatkan indikator makro ekonomi telah dirasakan masyarakat. Hal itu diutarakan oleh Menteri Keuangan Chatib Basri di Kompleks Parlemen di Jakarta, Senin (9/9).
Menurut Chatib, manfaat ini terlihat dari adanya penguatan sejumlah indikator makro ekonomi pasca dikeluarkannya stimulus fiskal oleh pemerintah. Salah satu indikator tersebut adalah berkurangnya defisit transaksi berjalan. Sayangnya, ia belum bisa menyebutkan berapa besar berkurangnya current account deficit tersebut.
"Makanya jangan galak-galak dulu bilang kalau paket pemerintah itu tidak ada gunanya. Sekarang kelihatan kan kalau pemerintah itu sudah mempersiapkan," kata Chatib.
Indikator lainnya, kata Chatib, adalah perlambatan ekonomi dapat teratasi dengan baik. Efektifitas ini ditunjukkan dengan adanya koreksi pertumbuhan ekonomi tahun 2013 dari 6,3 persen menjadi 5,9 persen. Koreksi ini sengaja dilakukan untuk mengurangi defisit transaksi berjalan.
Setelah berkurangnya defisit transaksi berjalan, lanjut Chatib, selanjutnya akan terjadi penguatan terhadap nilai tupiah. Hal ini juga masuk dalam target pemerintah di tahun 2013. "Kalau defisit turun, tentu tidak ada lagi setiap hari yang menanyakan rupiah. Kami akan terus mengantisipasi," katanya.
Beberapa waktu lalu, pemerintah mengeluarkan empat paket kebijakan untuk merespon terjadinya gejolak pasar keuangan dan nilai tukar. Paket kebijakan yang pertama adalah paket kebijakan untuk memperbaiki neraca transaksi berjalan. Kedua, paket kebijakan untuk menjaga pertumbuhan ekonomi dan daya beli.
Paket kebijakan ketiga bertujuan untuk menjaga inflasi dan terakhir percepatan investasi. Paket keempat menyatakan bahwa harus ada penyederhanaan perizinan dengan mengefektifkan fungsi pelayanan terpadu satu pintu dan menyederhanakan jenis-jenis perizinan yang menyangkut kegiatan investasi.