BI Pertahankan Suku Bunga Acuan
Berita

BI Pertahankan Suku Bunga Acuan

BI tetap akan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk memastikan agar inflasi terkendali.

Oleh:
FAT
Bacaan 2 Menit
BI Pertahankan Suku Bunga Acuan
Hukumonline

Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) tiga bulanan Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk tetap mempertahankan angka suku bunga acuan (BI rate) sebesar 7,25 persen. Bukan hanya BI rate yang dipertahankan, BI juga mempertahankan angka suku bunga lending facility di level 7, 25 persen dan suku bunga deposit facility sebesar 5,50 persen.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, meski tetap mempertahankan suku bunga acuan, BI tetap mencermati perkembangan ekonomi global dan nasional. Bahkan, BI berjanji untuk mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk memastikan bahwa tekanan inflasi tetap terkendali, stabilitas nilai tukar rupiah terjada dan defisit transaksi berjalan menurun.

“BI meyakini bahwa kebijakan-kebijakan tersebut serta berbagai kebijakan yang telah ditempuh sebelumnya akan mempercepat penyesuaian defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih sehat dan mengendalikan inflasi menuju ke sasaran 4,5±1% pada 2014,” tutur Agus di Komplek Perkantoran BI, Selasa (8/10).

Dioptimalkan bauran kebijakan, kata Agus, lantaran perekonomian global mengalami perlambatan. Bahkan dari pasar keuangan, penundaan kebijakan pengurangan stimulus oleh The Fed (tapering), perdebatan debt ceiling dan penghentian sementara layanan pemerintah Amerika Serikat (government shutdown) menghantui kinerja ekspor negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

“Secara keseluruhan, melalui jalur perdagangan perkembangan perekonomian global tersebut memberikan tekanan pada kinerja ekspor negara-negara berkembang, termasuk Indonesia,” katanya.

Akibat adanya tekanan dan pelemahan ekonomi global, lanjut Agus, kinerja perekonomian domestik menunjukkan kecenderungan yang melambat. BI memperkirakan, perekonomian domestik diprakirakan tumbuh 5,6 persen di triwulan III-2013 dan untuk 2013 masih berada pada kisaran 5,5 persen-5,9 persen. “Kinerja ekonomi global yang masih melambat dan pergerakan harga komoditas yang masih cenderung menurun, mendorong masih terbatasnya kinerja ekspor,” katanya.

Meski begitu, BI optimis kinerja perekonomian dalam negeri akan membaik pada tahun 2014. Hal ini sejalan dengan membaiknya perekonomian global dan harga komoditas. “Secara keseluruhan, perekonomian Indonesia diprakirakan tumbuh lebih tinggi mencapai 5,8 persen - 6,2 persen. Dari sisi eksternal, kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan III-2013 diprakirakan akan membaik. Defisit transaksi berjalan akan menyempit terutama dengan menurunnya impor seiring dengan melemahnya permintaan domestik dan dampak pelemahan nilai tukar Rupiah,” kata Agus.

Tags: