Merasa Homey Bersama Pengacara Publik
Jeda

Merasa Homey Bersama Pengacara Publik

Komisioner KPK Bambang Widjojanto mengungkapkan rasa homey saat berada di hadapan pengacara publik.

Oleh:
MYS
Bacaan 2 Menit
Merasa <i>Homey</i> Bersama Pengacara Publik
Hukumonline
Dalam acara pembukaan seminar dan konperensi II Public Interest Lawyer Network (PIL-Net), di salah satu hotel di kawasan Jakarta Pusat, Rabu (19/3) lalu, Bambang Widjojanto menjadi orang yang ditunggu-tunggu. Bukan karena ia pembicara tunggal, tetapi karena hingga menjelang acara dimulai komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu belum kelihatan di lokasi.

Padahal, pembicara lain sudah ada di ruang acara. Mantan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi, Ahmad Sodiki, pun sudah bergabung, duduk di sebelah kanan Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Abdul Haris Semendawai. Acara pertama adalah pentas seni rakyat.

Ternyata Bambang sudah ada di luar ruang acara. Menyendiri dengan laptop di atas meja. Bambang tampak serius mempersiapkan bahan presentasi. “Lagi nyiapin bahan bos,” katanya saat didatangi hukumonline. Bambang sering memanggil lawan bicaranya ‘bos’.

Meskipun seorang pimpinan lembaga negara yang disegani, KPK, tak ada kesan berlebihan. Bambang datang memakai sendal, tak berhiaskan dasi atau berselimutkan jas. Dia datang seperti orang biasa, tak pakai pengawalan layaknya banyak pejabat di negeri ini. Begitu pula saat memulai presentasi. “Saya nggak pantas masuk jadi pejabat negara ya?” kata dia disusul tawa peserta seminar.

Hadir dan jadi pembicara di acara PIL-Net, bagi Bambang, ‘seperti kembali ke rumah’. Pria kelahiran 18 Oktober 1959 ini memang lama berkecimpung di dunia bantuan hukum. Sebelum ke KPK, ia tercatat pernah memimpin LBH Jayapura (1986-1993), dan kemudian ke Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI). Kiprahnya tak jauh-jauh dari dunia pengacara publik.

Merasa homy di acara PIL-Net, Bambang tak sungkan bicara blak-blakan. Waktu 15 menit yang disediakan untuk Bambang tak terasa lewat begitu saja. Penyebabnya, Bambang sering membuat guyonan yang membuat peserta terpingkal-pingkal. Bahkan seolah tak berjarak. Omongan Bambang acapkali disela peserta, atau celetukan peserta direspons langsung oleh Bambang.

Bahkan ketika menceritakan kegiatan pencegahan korupsi yang dilakukan KPK, lengkap dengan video berdurasi pendek  dan angka-angka statistik, Bambang tetap tak lupa menyelipkan humor. Alhasil, peserta tak kuasa menahan tawa, termasuk Nenad Bago, pengurus USAID. “Eh bule gak boleh ketawa,” kata Bambang melihat Nenad Bago terpingkal-pingkal sambil berdiri di bagian belakang acara. Nenad malah tambah tertawa.

Tidak hanya membawakan bahan presentasi dengan gaya humor, Bambang juga menggunakan bahasa biasa. Kata-kata ‘gue’ atau ‘cui’ sering terlontar dari mulut Bambang. Tetapi tetap saja ada saat dia serius. Itu saat Bambang menjelaskan ‘kegalauan’ tentang kesalahan paradigma pemberantasan korupsi. Juga saat menceritakan keprihatinannya melihat keterlibatan aparat penegak hukum, khususnya pengacara, dalam perbuatan korupsi.

Ketika bicara tentang pengacara dan korupsi, Bambang memberikan sinyal akan ada langkah tegas KPK terhadap pengacara yang menghalang-halangi proses penyidikan kasus korupsi. “Mudah-mudahan bukan pengacara PIL-Net,” katanya disambut ketawa peserta.

Dan Bambang sekali lagi mengungkapkan kenyamanannya berbicara di depan pengacara publik. “Saya merasa homey”.
Tags:

Berita Terkait