Runner Lawyers Berbagi Tips and Tricks (1): Ukur Diri dan Jaga Makanan
After Office

Runner Lawyers Berbagi Tips and Tricks (1): Ukur Diri dan Jaga Makanan

Latihan konsisten sangat penting.

Oleh:
CR-16
Bacaan 2 Menit
Marathon de Paris. Foto: www.schneiderelectricparismarathon.com
Marathon de Paris. Foto: www.schneiderelectricparismarathon.com
Beberapa waktu lalu, hukumonline menampilkan artikel tentang fenomena para praktisi hukum yang gemar olahraga lari (Runner Lawyers). Jumlah mereka memang tidak banyak, tetapi berdasarkan pengamatan hukumonline, ‘virus’ lari terlihat semakin menyebar di kalangan advokat, baik senior maupun junior. Beberapa di antara mereka mencoba memberikan beberapa tips and tricks seputar olahraga yang sedang hits di Jakarta ini.  

Ukur kemampuan diri. Itu tips pertama yang terlontar dari mulut Ahmad Fikri Assegaf. Tips ini muncul berdasarkan pengalaman yang dialami Fikri sendiri ketika mengikuti lomba lari maraton perdananya, Jakarta Marathon setahun silam.
Kala itu, tutur Partner Senior sekaligus Pendiri kantor hukum Assegaf Hamzah and Partners ini, dirinya merasa keteteran lantaran terlalu bernafsu berlari di kilometer-kilometer awal.

“Karena saya terlalu semangat di awal kencang banget, setelah 10 kilo sudah mau tewas rasanya. Tapi untung ada teman yang memberi semangat dan menemani sampai selesai,” ujar Fikri sambil tertawa.

Teman yang Fikri maksud adalah Sandiaga Uno. Pengusaha muda sukses itu, kata Fikri, setia menemani Fikri berlari menyusuri jalan-jalan raya Ibukota sepanjang 42 kilometer. Tidak hanya menemani, Sandiaga juga terus memompa semangat Fikri. Sebagai orang yang lebih dulu menggeluti olahraga lari, Sandiaga, kata Fikri, memang suka membantu dan menyemangati pelari pemula.

“Di Jakarta Marathon, saya finish dalam 5 jam 16 menit, sepanjang jalan saya banyak belajar bagaimana lari yang baik dari teman saya sehingga saya bisa perbaiki kesalahan-kesalahan yang saya lakukan,” jelasnya.

Pengalaman Jakarta Marathon tahun 2013 berhasil memperbaiki capaian Fikri pada ajang maraton berikutnya. Rela melintasi benua ke Perancis, Fikri mencetak catatan waktu 4 jam 29 menit dalam ajang Paris Marathon 2014.  

“One of few things yang saya pelajari adalah kalau yang namanya maraton, kalau kita bicara effort ya untuk jangka panjang. Kita harus tahu dan ukur kemampuan diri kita untuk  tujuan yang kita capai, jadi tidak bisa memaksa diri,” tukasnya.

Tips kedua, latihan yang konsisten. Dikatakan Fikri, saat mengikuti ajang Jakarta Marathon 2013 lalu, dirinya merasa tidak maksimal karena latihan yang dijalani tidak konsisten. Beberapa materi latihan yang perlu dilakukan sebelum lomba lari, menurut Fikri, antara lain core training yakni latihan untuk membentuk otot perut.

“Selain lari juga diperlukan latihan untuk persiapan maraton, misalnya adalah latihan-latihan core dan flexibility. Untuk core workout saya juga Yoga, itu exercise yang tidak memakan waktu lama,” saran Fikri.

Tips berikutnya terkait perhatikan konsumsi makanan. Menurut Fikri, orang yang akan mengikuti ajang lomba lari wajib memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Jenis makanan yang harus dipilih adalah makanan yang dapat meningkatkan performa saat lomba lari nanti.

“Kalau saya sih memperbanyak telur dan sayur-sayuran. Untuk menambah karbo (karbohidrat) in take saya makan nasi dan pasta. Saya biasanya tidak mudah memakan nasi, tapi gara-gara lari saya mulai makan nasi lagi. Walaupun karbo bukan hanya dari nasi, cuma saya cari jalan gampangnya saja,” jelas Fikri.
Tags:

Berita Terkait