Momen Lebaran Advokat, Rendang ala Todung Hingga Nyekar
After Office

Momen Lebaran Advokat, Rendang ala Todung Hingga Nyekar

Rendang masakan Todung lebih enak dari Rumah Makan Padang.

Oleh:
MAR
Bacaan 2 Menit
Todung Mulya Lubis. Foto: RES
Todung Mulya Lubis. Foto: RES
Berbagai kegiatan dilakukan oleh para pengacara kondang saat lebaran tiba, ada yang open house untuk teman-teman dan kolega, ada yang ikutan memasak, hingga nyekar ke kuburan orang tua.

Todung Mulya Lubis, pendiri sekaligus partner firma hukum Lubis Santosa Maramis (LSM), membuka rumahnya untuk para kolega dan teman-temannya saat hari pertama lebaran. “Kalau masakan urusan yang di rumah, saya tidak ikut. Tapi biasanya kita selalu ada lontong kemudian ada sop buntut ada somay,” ujarnya kepada hukumonline, Kamis (24/7).

Sedangkan, di hari kedua, Todung akan pulang ke Medan untuk berlebaran dengan ibunya. Lebaran kali ini, Todung sudah berencana mengunjungi Danau Toba. Pasalnya, meski setiap tahun pulang kampung, anak Todung ternyata belum pernah melihat Danau Toba. Pada tahun-tahun sebelumnya, jadwal yang padat membuat dirinya hanya punya waktu satu hari untuk berlebaran di Medan.

Kini, Todung sudah mengalokasikan waktu tiga hari di Medan, sehinga bisa mengunjungi Danau Toba untuk satu malam.

“Hari kedua saya ke medan karena saya berlebaran dengan ibu saya, nah kemudian hari ketiga saya mau ke Danau Toba karena anak saya belum pernah lihat Danau Toba. Orang batak malu kalau tidak pernah lihat Danau Toba,” ungkapnya.

Lebih lanjut Todung mengatakan, meski menggembirakan lebaran jadi momen yang merepotkan untuk Todung, karena absennya asisten rumah tangga. Akibat tidak adanya pembantu selama lebaran, Todung harus ikut mengerjakan sendiri pekerjaan rumah tangga.

“Kita baru tahu ketergantungan kita kepada pembantu rumah tangga itu luar biasa tinginya, dan disitulah kita berasa bahwa tanpa ada pembantu itu betul-betul membuat kita kerja keras,” paparnya.

Todung menambahkan, membersihkan rumah, dapur, meja makan, bukan pekerjaan sederhana. Itu semua pekerjaan yang butuh kelatenan dan kerja keras.

Meski demikian, Todung mengatakan tidak merasa canggung melakukan pekerjaan rumah tangga seperti masak dan bersih-bersih, karena telah terbiasa melakukan hal itu. Pengalamannya tinggal di luar negeri membuat dirinya terbiasa memasak, menyetrika, mencuci dan belanja sendiri.

“Jadi, selama tidak ada asisten rumah tangga saya harus ikut bantu-bantu urusan rumah, kadang juga masak. Walaupun disini saya masak sederhana saja, masak supermie” ucap Todung sambil tertawa.

Todung mengaku memang suka masak, bahkan menurutnya anak-anaknya lebih menyukai masakannya dari pada masakan restoran. “Saya sih senang masak, kata anak saya rendang masakan saya lebih enak dari pada masakan padang,” tungkasnya.

Timur Sukirno, partner dari firma Hadiputranto, Hadinoto & Partner (HHP), menilai lebaran sebagai saat-saat berkumpul bagi keluarganya. Lebaran digambarkan oleh Timur sebagai hari yang sangat normal dan santai. “Setelah kedua orangtua saya meninggal, tradisinya kita berkumpul bergilir di rumah kakak atau adik-adik saya, kebetulan tahun ini di tempat saya,” ujarnya kepada hukumonline, Rabu (23/7).

Setelah itu bersama dengan keluarga, Timur akan sholat eid dan menyekar ke kuburan orang tuanya, lalu semuanya saling bersilahturahmi dan nonton bersama film yang disukai keluarga. Hal itu, lanjutnya, merupakan kegiatan yang mempererat keluarga.

Karena seluruh keluarga Timur sudah berada di Jakarta maka tidak ada tradisi mudik di keluarganya. “Keluarga sudah di sini semuanya, kedua orangtua kami juga dikuburkan di Jakarta,” ujarnya.

Timur menambahkan, menyantap makanan lebaran juga menjadi ritual yang dinantikan saat lebaran, saat itu makanan yang disediakan adalah gulai kambing, ati ayam, opor, rendang tempe pedas, dedeng balado dan lain-lain. Menu tersebut menurut Timur akan dimasak oleh keluarganya dibantu oleh pembantu rumah tangganya yang sebenarnya sudah pensiun, tetapi masih suka membantu memasak saat lebaran.

Sama seperti Todung, saat lebaran pembantu Timur juga mudik sehingga dirinya dan keluarga harus mengerjakan semuanya sendiri.

Sama dengan Timur, Partner dari firma Nasoetion& Atyanto,Nadia Nasoetion, mengatakan bahwa meski berasal dari Sumatera Utara dirinya tidak pernah mudik ke kampung halaman orang tuanya tersebut. “Saya dari Sumatera Utara tapi agak palsu karena tidak pernah pulkam (pulang kampung,-red) karena keluarga saya semua di Jakarta, baru pulkam kemarin waktu ngawal pemilu,” ungkapnya.  

Namun, dari tahun-ke tahun saat lebaran Nadia memiliki tradisi berkumpul di rumah keluarga yang paling dituakan, menyekar ke kuburan dan menyantap segala macam makanan bersantan. “Kegiatannya adalah ngumpul bersama dan kegiatan yang paling utama makan sih,” ujar Nadia.   

Ada sederet makanan lezat yang menjadi menu wajib keluarga Nadia saat lebaran, mulai dari gulai kambing, opor ayam, ketupat, ayam ijo, tauco, sambel goreng hati. Sehingga disaat lebaran pengacara cantik betubuh langsing memilih melupakan diet.

“Lupakanlah (diet, red) rugi kalau tidak makan karena ada beberapa makanan yang khusus ditampilkan hanya pada saat lebaran. Saya rasa hampir di semua keluarga gituh deh ada makanan edisi spesial lebaran,” paparnya sambil tertawa.  

Semua masakan tersebut, lanjut Nadia, dimasak oleh tantenya yang paling tua sekaligus paling jago masak. Menu tersebut hanya dimasak oleh tantenya saat lebaran. “Jadi itu (masakan lebaran, red) sebagai tarikan kepada ponakannya kalau memang kangen masakan ini setahun sekali ayo ngumpul semua,” ujar Nadia.

Sholat ied bersama juga menjadi momen penting bagi Nadia, karena dari kecil dirinya sudah diajak oleh orang tua untuk sholat ied bersama setiap pagi.

Sholat ied, menyantap makan, menyekar ke kuburan dan berkumpul bersama merupakan hal yang terpenting saat lebaran bagi Nadia, sebaliknya tradisi membeli baju baru malah bukan hal yang utama baginya.
Tags:

Berita Terkait