Komnas HAM Investigasi Penembakan Polisi di Papua
Berita

Komnas HAM Investigasi Penembakan Polisi di Papua

Imparsial berharap pelaku segera ditangkap.

Oleh:
ANT
Bacaan 2 Menit
Gedung Komnas HAM. Foto: SGP.
Gedung Komnas HAM. Foto: SGP.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas Ham) perwakilan Papua di Jayapura mengirim tim ke Tiom, Kabupaten Lanny Jaya untuk menginvestigasi kasus penembakan polisi yang terjadi di daerah itu, Senin (28/7).

"Kami sudah kirim tim ke Lanny Jaya untuk mengivestigasi kasus penembakan di daerah itu. Mereka (tim-red) berangkat ke Lanny Jaya pada Senin (28/7) dan sudah balik Selasa (29/7) sore," kata pejabat sementara Kepala Perwakilan Komnas HAM Papua Frits Ramandey di Jayapura, Rabu (30/7).

Menurut Frits, selain mengirim tim, pihaknya juga sudah menemui anggota polisi korban luka tembak yang sementara dirawat di Rumah Sakit Polri di Kotaraja, Jayapura Selasa (29/7) sore. "Kami ketemu untuk meminta keterangan terkait situasi sebelum penembakan," katanya.

Dari keterangan yang didapat dari korban polisi luka tembak dan laporan yang diperoleh dari tim yang di kirim ke Lanny Jaya, wilayah itu sebenarnya bukan wilayah konflik. "Lanny Jaya ini sebenarnya bukan daerah konflik tapi rawan konflik. Jadi aparat TNI/Polri yang bertugas disana harus ekstra waspada," ujarnya.

Aparat keamanan yakni TNI/Polri jika turun ke lapangan lalu menemui masyarakat sambil membawa senjata, mereka (masyarakat-red) setempat takut dan lari. Warga menganggap aparat keamanan menakut-nakutinya dengan senjata.

Sebaliknya, jika aparat kepolisian dan TNI tidak membawa senjata maka mendadak ada penembakan akhirnya warga sipil dan TNI/ Pori selalu menjadi korban. "Pola ini yang perlu diperhatikan baik," ujarnya.

Ia menambahkan, pihaknya meminta kepada kepala daerah dan masyarakat setempat agar membantu aparat kemanan baik TNI maupun Polri di daerahnya dengan menolak kelompok bersenjata yang selalu melakukan penembakan.

"Kami minta msyarakat sipil serta kepala daerah setempat menolak aksi penembakan," ujarnya.

Sementara, The Indonesian Human Right Monitor (Imparsial) Jakarta berharap kepolisian dapat menangkap pelaku penembak polisi di Tiom, Lanny Jaya, Senin (28/7) hingga menewaskan dua anggota polisi.

"Kami sangat menyesalkan terulangnya kasus penembakan yang menewaskan dua aparat kepolisian di Lanny Jaya. Kami berharap aparat kepolisian segera dapat menangkap para pelakunya agar dapat dapat diproses hukum," kata Direktur Eksekutif Imparsial Jakarta Poengky Indarti dari Jakarta melalui pesan pendek via telepon seluler kepada Antara di Jayapura, Rabu.

Indarti berharap kejadian tersebut tidak terulang lagi. "Jangan sampai masyarakat sipil dan aparat menjadi korban," ujarnya.

Pola pendekatan dialogis harus dilakukan oleh pimpinan daerah untuk membantu aparat kepolisian dan memberikan ketenangan pada masyarakat. "Tanggung jawab pengamanan daerah bukan hanya tanggung jawab polisi melainkan juga gubernur dan bupati," ujarnya.

Kepolisian daerah Papua (Polda) diharapkan mempertajam kemampuan intelejen di lapangan untuk dapat melakukan deteksi dini agar dapat dihindarkan kejadian serupa dimasa mendatang. "Polda juga harus berkoordinasi baik dengan aparat intelejen lainnya di lapangan," ujarnya.

Masyarakat diharapkan agar tetap tenang. "Masyarakat juga diharapkan membantu pengamanan," ujarnya.

Briptu Zulkifli dan bripda Prayoga dikabarkan tewas kena tembak dalam insiden kontak senjata di Kampung Indiwa, Kabupaten Lanny Jaya, Senin (28/7). Dua anggota polisi lainnya luka-luka kena tembak.

"Kepolisian Daerah Papua berencana menambah pasukan ke Lanny Jaya. Pasukan ditambah untuk pencarian terhadap kelompok sipil bersenjata," ujar Kepala Kepolisian Daerah Papua (Kapolda), Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) Yotje Mende di Jayapura, Selasa (29/7).
Tags:

Berita Terkait