Ini Perjalanan Kisah Bonaran dan KPK
Berita

Ini Perjalanan Kisah Bonaran dan KPK

Pernah main film dan juga mencalonkan diri menjadi calon pimpinan KPK.

Oleh:
RZK
Bacaan 2 Menit
Bonaran Situmeang saat hadir di Pengadilan Tipikor Jakarta. Foto: RES
Bonaran Situmeang saat hadir di Pengadilan Tipikor Jakarta. Foto: RES

Raja Bonaran Situmeang. Nama ini tiba-tiba mencuat di tengah hiruk pikuk sengketa pemilu presiden 2014. Kemunculan nama Bonaran tidak terkait pemilu, melainkan tindak pidana korupsi. Rabu lalu (20/8), KPK mengumumkan tentang penetapan Bonaran sebagai tersangka kasus dugaan suap penanganan perkara pemilukada Kabupaten Tapanuli Tengah di Mahkamah Konstitusi (MK).

Advokat yang kini menjabat Bupati Tapanuli Tengah ini sebenarnya bukan nama yang asing bagi KPK. Berdasarkan catatan hukumonline, Bonaran pertama kali dikenal publik ketika menjadi penasihat hukum tersangka kasus menghalangi penyidikan korupsi Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT), Anggodo Widjojo.

Kala itu, khususnya tahap penyelidikan dan penyidikan, wajah dan pernyataan-pernyataan Anggodo sering menjadi pemberitaan media massa. Begitu masuk tahap persidangan, Bonaran ditolak kehadirannya oleh jaksa KPK karena namanya tercantum dalam dakwaan Anggodo.

Dakwaan KPK menyebut Bonaran bersama Anggodo, Putranefo Alexander Prayugo, dan Ari Muladi berupaya menggagalkan proses hukum terhadap Anggoro Widjojo, kakak kandung Anggodo. Keberatan jaksa KPK diamini oleh majelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta. Melalui putusan sela, majelis melarang Bonaran menjadi penasihat hukum Anggodo.

Putusan majelis hakim itu sempat membuat Bonaran meradang. Selain mengancam akan melaporkan majelis hakim ke Komisi Yudisial (KY), Bonaran juga menyatakan tekadnya menjadi pimpinan KPK. Ancaman dan tekad Bonaran ternyata bukan gertak sambal. Awal Juni 2010, Bonaran benaran mengadu ke KY, dan mendaftar ke panitia seleksi calon pimpinan KPK.

Walaupun akhirnya gagal menjadi pimpinan KPK, Bonaran sempat melontarkan pernyataan bombastis untuk menegaskan keseriusannya dalam memberantas korupsi. Jika menjadi pimpinan KPK, Bonaran menyatakan siap bekerja sama dengan Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, dua pimpinan KPK yang saat itu menghadapi masalah hukum dengan tuduhan memeras Anggodo.

“Jangankan bekerja sama dengan mereka(Bibit-Chandra, red). Untuk pemberantasan korupsi, kerjasama dengan setan sekalipun saya siap,” kata Bonaran berapi-api, kala itu.  

Tags:

Berita Terkait