BI Berharap Harga BBM Segera Naik
Berita

BI Berharap Harga BBM Segera Naik

Untuk menjaga fiskal Indonesia yang hingga saat ini masih terus terbebani dengan neraca impor migas.

Oleh:
FAT
Bacaan 2 Menit
BI Berharap Harga BBM Segera Naik
Hukumonline
Bank Indonesia (BI) berharap agar pemerintah segera menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. Menurut Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara, kenaikan harga BBM tersebut untuk menjaga fiskal Indonesia yang hingga saat ini masih terus terbebani dengan neraca impor migas.

"Memang kenaikan (BBM) diperlukan untuk supaya beban anggaran lebih ringan," kata Mirza di Komplek Perkantoran BI di Jakarta, Jumat (12/9).

Menurutnya, kenaikan harga BBM ini harus segera dilakukan pemerintah. Semakin cepat pemerintah memutuskan kenaikan harga BBM, maka semakin cepat pula proses penurunan pada angka inflasi. Meski pada awal-awal kenaikan harga BBM, akan terjadi lonjakan angka inflasi.

Selain itu, lanjut Mirza, kenaikan harga BBM tersebut juga akan memberikan ruang kepada pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla nanti untuk menjalankan program-programnya di sektor yang produktif dan tepat sasaran. "Sebaiknya kalau bisa dilakukan di kuartal IV akan sangat baik tapi kalau bisa jangan lewat dari jangka waktu Februari (2015)," kata Mirza.

Ia menuturkan, kenaikan harga BBM ini lebih baik langsung dilakukan satu kali. Menurutnya, jika kenaikan harga BBM dilakukan secara bertahap, efek current account deficit anggaran tahun 2015 akan lebih kecil. Mirza menyebut angka ideal untuk kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp3000 perliternya.

"Kalau BBM naik Rp1000 itu kan tetap saja terjadi inflasi tapi mengatasi defisit anggaran untuk tahun anggara 2015 nya dan defisit current account 2015 kan lebih kecil. Minyak nya kan begitu, sehingga nanti 2015 perlu dinaikkan lagi Rp2000, ya lebih baik langsung dinaikkan sekali Rp3000 per liter," tutur Mirza.

Menurutnya, dengan kenaikan harga BBM sebesar Rp3000 per liter dapat menimbulkan dampak kenaikan inflasi sebesar 2,5 persen sampai 3,5 persen. Sedangkan jika naik Rp1000, maka akan menyumbang angka inflasi 1 persen hingga 1,2 persen. Meski begitu, ia meyakini, berapa pun kenaikan harga BBM tetap memiliki respon yang sama yakni kenaikan harga inflasi.

Konsumsi Rumah Tangga

Gubernur BI Agus DW Martowardojo mengatakan, melemahnya konsumsi rumah tangga turut berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. BI memperkirakan, pada kuartal III 2014 ekonomi hanya tumbuh di kisaran 5,1 persen sampai 5,5 persen. Hal ini sedikit melambat jika dibandingkan kuartal III 2013, yang sebesarr 5,81 persen.

"Kalau BI melihat kurang lebih di kuartal III-2014 adalah di batas 5,1 persen-5,5 persen dan bias ke bawah. Faktor yang utama ya kita lihat dari konsumsi rumah tangga ada pelemahan," kata Agus.

Meski begitu, lanjut Agus, pada konsumsi pemerintah dan sektor investasi terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Namun, hal tersebut tetap membuat angka pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,1 persen hingga 5,5 persen.

"Tapi untuk secara umum itu adalah yang berpengaruh pada kondisi di angka itu 5,1 persen-5,5 persen bias kebawah," pungkasnya.
Tags:

Berita Terkait