Ini “Curahan Hati” Seorang Jenderal Polisi
Berita

Ini “Curahan Hati” Seorang Jenderal Polisi

Masalah polisi adalah masalah kita bersama.

Oleh:
Ali
Bacaan 2 Menit
Polisi lalu lintas saat bertugas (Ilustrasi). Foto: RES
Polisi lalu lintas saat bertugas (Ilustrasi). Foto: RES

Ada banyak pandangan negatif masyarakat terhadap polisi. Ada yang berpandangan polisi suka memeras penggendara kendaraan bermotor. Atau ada yang menilai bahwa polisi “suka” malas untuk menindaklanjuti laporan masyarakat.

Namun, Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Republik Indonesia (Kabareskrim Polri) Komjen Pol Suhardi Alius berpendapat bahwa polisi kerap dinilai secara tidak adil sehingga dipandang negatif oleh masyarakat.

“Saya pernah mengundang sejumlah rektor Perguruan Tinggi dan Karni Ilyas (jurnalis senior,-red) ketika memimpin Kepolisian Daerah Jawa Barat. Saya minta apa masukan mereka kepada polisi,” ujarnya dalam diskusi di Komisi Hukum Nasional (KHN), Jakarta, Rabu (8/10).

Suhardi menceritakan ada contoh kasus menarik yang dibahas dalam pertemuan itu. Alkisah, ada seorang pengendara motor yang melanggar lalu lintas. Kemudian, dia diberhentikan oleh polisi lalu lintas (polantas) yang bertugas. Si pengendara pun menawarkan kepada polantas itu untuk “berdamai” dengan menyerahkan Rp100 ribu. Si polantas menolak.

“Pengendara itu tetap memaksa. Akhirnya, si polantas pun menerima, walau itu sebenarnya salah,” ujarnya.

Sampai kantornya, si pengendara pun bercerita kepada teman-temannya sambil memaki si polantas. “Pu**mak tuh polisi, duit tinggal 100 ribu diambil juga,” ujar Suhardi menirukan umpatan pengendara itu. 

“Bayangkan, dia menyalahkan polisi kepada teman-temannya yang berjumlah 10 orang. Dan teman-temannya itu akan menceritakan peristiwa versi si pengendara itu kepada orang lain. Mungkin bisa mencapai 100 orang,” tambah Suhardi.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait