Defisit dan Pajak, Tantangan Menkeu Baru
Berita

Defisit dan Pajak, Tantangan Menkeu Baru

Mantan Menkeu yakin Bambang Brodjonegoro sanggup jalankan tugas.

Oleh:
FNH
Bacaan 2 Menit
Bambang Brodjonegoro (kiri) dan Chatib Basri (kanan) dalam acara serah terima jabatan Menteri Keuangan, Senin (27/10). Foto: Humas Kemenkeu
Bambang Brodjonegoro (kiri) dan Chatib Basri (kanan) dalam acara serah terima jabatan Menteri Keuangan, Senin (27/10). Foto: Humas Kemenkeu
Meskipun sudah menjadi Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo menyempatkan diri hadir dalam serah terima jabatan Menteri Keuangan dari M. Chatib Basri kepada Bambang Brodjonegoro. Agus mengungkapkan tantangan Menteri Keuangan (Menkeu) baru banyak dan beragam.

Melihat kondisi perekonomian Indonesia saat ini, Menkeu baru menghadapi tantangan defisit kembar (twin deficit), yakni defisit fiskal dan defisit transaksi berjalan. Saat ini ekspor Indonesia menghadapi tekanan, harga komoditi dasar cenderung turun. Turunnya harga ekspor komoditi memberi tekanan pula kepada petani, misalnya petani karet.

Pengaruh tekanan subsisi bahan bakar minyak juga sangat terasa. “Impor bahan bakar inyak yang cukup besar membuat tekanan pada fiskal,” kata Agus.  

Tantangan lain adalah menggenjot penerimaan pajak. Hingga kini target penerimaan pajak masih meleset. Padahal sebagian besar penerimaan negara berasal dari pajak. Kondisi pula yang mempengaruhi kondisi fiskal nasional.

Agus juga menyinggung resiko defisit transaksi berjalan yang sudah lebih dari 10 kuartal. “Ini perlu disikapi,” kata Menteri Keuangan era Presiden SBY itu.

Repatriasi keuntungan keluar negeri juga menjadi bagian dari tantangan ekonomi Indonesia ke depan. Kondisi ini perlu disikapi, misalnya, dengan adanya penyikapan fiskal agar investor yang akan melakukan pembayaran keuntungan ke luar negeri bisa mendapatkan insentif sebagai daya tarik untuk tetap menyimpan uang di dalam  negeri. sedangkan disisi lain, ada neraca pendapatan dan jasa yang dalam satu tahun bisa mengalami defisit yang cukup besar, yakni mencapai 37 miliar dolar.

Meski tantangan ada di depan mata, Agus yakin Menkeu baru, Bambang Brodjonegoro, paham kondisi keuangan Indonesia saat ini. Duet Bambang dan wakilnya, Mardiasmo, dinilai tepat menempati posisi itu. “Kami   menyambut baik Pak Bambang dan Pak Mardiasmo sebagai pimpinan Kemenkeu. Bank Indonesia akan memberikan koordinasi yang terbaik kepada beliau berdua,” ujarnya.

Mantan Menkeu Chatib Basri mengingatkan tantangan ekonomi yang tidak mudah seperti soal ekonomi Amerika Serikat, situasi makro, anggaran dan rencana kenaikan BBM, Indonesia membutuhkan orang-orang yang familiar atas kondisi tersebut. “Karena saya sudah kenal lama dengan beliau, maka kapaasitas tidak perlu diragukan lagi. Dan saya mengucapkan selamat kepada Pak Menteri, selamat bertugas dan Kemenkeu akan lebih baik lagi dengan bantuan teman-teman semua,” pungkasnya.
Tags:

Berita Terkait