Rocker Juga Peduli Kondisi Hukum Negeri ini
Berita

Rocker Juga Peduli Kondisi Hukum Negeri ini

Rayakan ulang tahun, advokat M. Kadri gelar acara Rockin the Law.

Oleh:
RZK
Bacaan 2 Menit
Kemeriahan acara Rockin the Law di Piston Brake, Jakarta, Sabtu (21/2). Foto: RZK
Kemeriahan acara Rockin the Law di Piston Brake, Jakarta, Sabtu (21/2). Foto: RZK
Sabtu malam (21/2), di Piston Brake, sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan sejumlah orang beragam usia berkumpul. Sebagian besar dari mereka berpenampilan khas musisi atau setidaknya penikmat musik rock. Rambut gondrong, kaos hitam dibalut jaket kulit, celana jeans dan sepatu boot menjadi pemandangan populer malam itu.

Acara tersebut bertajuk “Rockin the Law” yang secara sederhana mungkin bisa diterjemahkan “me-rock-an hukum”. Sohibul bait atau si empunya acara adalah Mohamad Kadri, advokat yang juga dikenal sebagai musisi. “Rockin the Law” adalah cara unik Kadri merayakan ulang tahunnya yang ke-52.

“Awal idenya dari sahabat saya, Agam Faturrachman, aktivis Cicak (komunitas gerakan antikorupsi, pendukung KPK, red),” tutur Kadri di panggung Piston Brake, Sabtu (21/2).

Berangkat dari ide Agam, Kadri terpikir ingin mengumpulkan orang-orang yang memiliki keprihatinan yang sama atas upaya-upaya pelemahan KPK sebagai garda terdepan pemberantasan korupsi. Bertepatan dengan hari ulang tahunnya, Kadri pun menggelar acara “Rockin the Law”.

“Sahabatku, saya gak pernah bikin acara ulang tahun. Kali ini, saya pengen sekali kumpul dengan temen-temen istimewa ngobrol situasi terkini negri di acara yg saya kemas secara rockenrollan di tempat sederhana komunitas rock, PISTON BRAKE, perempatan Radio Dalam- Gandaria I, Sabtu 21 Feb 2015 jam 9pm. Semoga berkenan hadir. Corruptor is not invited,” begitu bunyi undangan ‘ala kadarnya’ dari Kadri melalui Blackberry Messenger yang diterima hukumonline, Jumat (20/8).

Teks undangan itu disusul dengan gambar poster acara “Rockin the Law” yang berisikan informasi acara termasuk band dan musisi yang akan tampil. Mereka antara lain Once (eks Vokalis Band Dewa), Ecky Lamoh (eks Vokalis Edane), Trison, Andy /Rif, Lilo Kla Project, Tony Wenas, dan Keenan Nasution (eks Vokalis Gank Pegangsaan).

Sejumlah band rock progresif yang berkontribusi dalam album garapan Kadri, Yeni Fatmawati, dan Hendronoto ‘Ninot’ Soesabdo bertitel “Indonesia Maharddika” seperti Van Java, Imanissimo, dan the Miracle juga masuk daftar pementas.

Meskipun ‘ala kadarnya’, undangan Kadri ternyata ampuh menyedot animo banyak orang. Puluhan atau mungkin ratusan orang, beberapa diantaranya adalah orang terkenal seperti eks Menteri Perindustrian Fahmi Idris, pengusaha Setiawan Djodi, seniman Eross Dajrot, dan pengamat musik Bens Leo, berhasil membuat Piston Brake tampak sesak.

“Situasi yang terjadi terakhir ini (kisruh KPK-POLRI), kita mau Presiden bersikap terhadap pimpinan POLRI, kalau (Budi Gunawan) diangkat, orang akan ilfill (hilang rasa) terhadap Jokowi,” papar Kadri.

Apa yang disampaikan Kadri memang sudah berkembang sejak Presiden Jokowi memutuskan batal melantik Budi Gunawan sebagai Kapolri, dan mengajukan Badrodin Haiti sebagai calon yang baru. Namun, menurut Kadri, situasinya tetap harus diwaspadai karena bersamaan dengan pembatalan Budi Gunawan, Jokowi melakukan pergantian tiga Pimpinan KPK.

“BG (Budi Gunawan) memang nggak dilantik, tapi kita masih concern karena ada upaya penggembosan, pemboikotan, KPK sekarang diisi oleh orang yang kita lihat saja minggu-minggu ke depan komitmennya,” ujar advokat yang juga Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Dalam acara “Rockin the Law”, tidak hanya Kadri yang menyuarakan keperihatinan terhadap kondisi hukum negeri. Beberapa musisi yang hendak tampil juga ‘ditodong’ oleh Lilo Kla Project yang malam itu dipercaya menjadi pembawa acara. Dengan gaya santai dan jenaka, Lilo mewajibkan semua musisi pengisi acara untuk sumbang komentar atas kondisi negeri terkini.

“Rockin the Law, tadinya nggak ada hubungannya sama kondisi negara, tapi karena kondisi negara lagi kacrut (kacau) jadi ya kita hubung-hubungin aja,” seloroh Lilo saat membuka acara.

Pemain keyboard Imanissimo, Raden Agung Hermawan Fitrianto mengatakan kondisi Indonesia saat ini cukup menyedihkan. Setiap warga negara Indonesia, kata Agung, tentunya berharap pajak yang mereka bayar akan menjadikan Indonesia lebih baik. Namun nyatanya, sejak perhelatan pemilu kemarin, Agung melihat yang terjadi hanya dagelan politik.

“Kita geram, kita sebagai bangsa Indonesia wajib membangun Indonesia lebih baik lagi,” ujarnya lantang bak orator aksi unjuk rasa.

Di luar kalangan musisi, Fahmi Idris turut berkomentar. Menurut dia, Presiden Jokowi memang batal melantik Budi Gunawan, tetapi secara bersamaan mencopot dua Pimpinan KPK. Fahmi mengimbau semua pihak terus mengobarkan semangat pemberantasan korupsi.

“Gerakan antikorupsi yang terbaik itu harus dari masyarakat, kalau lembaga bisa dipengaruhi macam-macam kepentingan,” ujar Fahmi yang juga dikenal sebagai aktivis eksponen 66.

Imbauan Fahmi Idris senada dengan harapan ulang tahun yang terlontar dari mulut Kadri sebelum dia meniup lilin pada kue yang disiapkan dua sohibnya, Yeni dan Ninot, di tengah acara. “Semoga Indonesia Bebas dari Korupsi !”
Tags:

Berita Terkait