Mendiang Yan Apul di Mata Rekan Sejawat
Utama

Mendiang Yan Apul di Mata Rekan Sejawat

Tanda tangan pada surat kuasa untuk menggugat PERADI disebut sebagai tanda tangan terakhir Yan Apul.

Oleh:
Tri Yuanita Indriani
Bacaan 2 Menit
Sejumlah advokat saat menghadiri pemakaman Yan Apul Girsang di pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Senin (2/3). Foto: RIA
Sejumlah advokat saat menghadiri pemakaman Yan Apul Girsang di pemakaman San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Senin (2/3). Foto: RIA

Kepergian advokat senior Yan Apul Girsang, Jumat (27/2), menyisakan duka mendalam bagi rekan-rekan sejawatnya. Pria yang menggenapi usianya di umur 76 tahun ini hadir di dunia profesi advokat dengan cerita yang akan selalu dikenang bagi siapa pun yang mengenalnya.

Para keluarga, kolega, maupun rekan sejawat hadir ke pemakaman untuk mengantar Yan Apul dikebumikan. Dalam prosesi tersebut, tampak tak sedikit advokat-advokat muda yang bersedih atas meninggalnya guru mereka. Selain itu, sahabat-sahabat Yan – para advokat senior- juga hadir di tengah kerumunan.

Salah satunya adalah advokat senior Muhammad Assegaf. Ia yang bersama-sama dengan Yan Apul mendirikan Persatuan Advokat Indonesia (PERADIN) berbagi kisah persahabatan mereka yang tak pernah berhasil dikalahkan oleh perbedaan prinsip.

Dalam perjalanannya, PERADIN pun terpecah. Yan Apul bersama dengan rekan lainnya seperti Gani Djemat, dan Denny Kailimang mendirikan Asosiasi Advokat Indonesia (AAI). Sedangkan, Assegaf meneruskan eksistensi PERADIN. Namun, disampaikan Assegaf, hubungan persahabatan yang terjalin di antara mereka tetap berjalan meski keduanya tidak lagi berada di bawah bendera organisasi yang sama.

“Saya dengan Pak Adnan Buyung berseberangan (dengan almarhum, red), tapi persahabatan kami, sebagaimana saya katakan, tetap terjalin. Bahkan kadang-kadang kita menangani kasus bersama-sama. Sehingga perpecahan itu tidak terasa,” ujarnya di pemakaman San Diego Hills Memorial Park, Karawang, Jawa Barat , Senin (2/3).

Perpecahan organisasi advokat yang nampaknya kian memanas ini mendapat perhatian khusus dari Yan Apul. Sebelumnya, terakhir kali hukumonline mendapat kesempatan mewawancarai almarhum, beliau menyampaikan pendapatnya yang tidak setuju adanya “perkelahian” di dalam sebuah organisasi.

“Yan Apul, sampai akhir hayat hidupnya masih berulang kali menelepon saya. Mengajak saya duduk bersama memikirkan advokat. Karena saya juga sakit, saya belum sempat memenuhi permintaan dia sampai kemudian dia meninggalkan kita,” kenang Assegaf.

Tags:

Berita Terkait