Kemenkumham Bantu Terpidana Mati Ajukan PK
Aktual

Kemenkumham Bantu Terpidana Mati Ajukan PK

Oleh:
ANT
Bacaan 2 Menit
Kemenkumham Bantu Terpidana Mati Ajukan PK
Hukumonline
Kementerian Hukum dan HAM membantu terpidana hukuman mati warga Nias Yusman Telambanua untuk mengajukan peninjauan kembali (PK). Yusman dan kakak iparnya, Rasula Hia didakwa melakukan pembunuhan terhadap tiga majikan Yusman yang ingin membeli tokek.

"Yang bersangkutan kami bantu untuk melakukan PK, kalau dalam waktu dekat bisa dipindahkan ke Medan, di sana kan lebih mudah mengatur pembuatan PK karena di sana dekat dengan Nias," kata Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly seusai pelantikan Eselon 1 di jajaran Kemenkumham di Jakarta, Jumat.

Yusman dan kakak iparnya, Rasula Hia didakwa melakukan pembunuhan terhadap tiga majikan Yusman yang ingin membeli tokek.

Padahal menurut Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) saat Yusman dituntut, berdasarkan akta baptisnya, usia Yusman berusia 16 tahun. Namun, penyidik mengubahnya menjadi usia 19 tahun sehingga bisa divonis hukuman mati.

"Sekarang saya dengar bahwa Kapolri sudah mengirimkan tim ke sana untuk memeriksa bagaimana proses penyidikan yang dilakukan Polres Nias. Saya percaya pada Kejaksaan Agung pasti sudah mengirimkan tim juga untuk melihat proses penuntutan karena keanehan dalam soal perlakuan umur tersebut. Komisi Yudisial juga sudah bekerja," tambah Yasonna.

Yasonna juga mengaku sudah berkomunikasi dengan KontraS untuk membantu Yusman.

"Bisa fakta-fakta dalam hal yang bisa mendukung untuk pengajuan PK bisa dilakukan dari sana. Saya sudah berkomunikasi dengan KontraS untuk kita bekerja sama dan Dirjen HAM yang baru ini juga nanti saya tegaskan untuk bisa bekerja sama melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk bisa membantu dan mendampingi yang bersangkutan memperjuangkan kasusnya," ungkap Yasonna yang juga berasal dari Nias ini.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu mengaku sudah menugaskan stafnya yang bernama Fajar Lasse untuk mencari bukti mengenai akta kelahiran Yusman.

"Saya sudah menugaskan staf khusus, namanya Fajar Lasse untuk mencari dan menghubungi keluarga dan mencari bukti akta kelahiran. Tapi kalau di kampung adanya akta permandian atau baptis. Jadi sampai sekarang belum didapat (buktinya) tapi kita akan cek semua ijazahnya waktu SD atau apapun itu," tambah Yasonna.

Yusman Telaumbauna dituntut seumur hidup dengan tuduhan pembunuhan berencana terhadap tiga majikannya yang hendak membeli tokek darinya. Namun, kuasa hukum yang baru mendampinginya di pertengahan proses sidang malah meminta jaksa untuk menghukum mati kliennya. Majelis hakim Pengadilan Negeri Gunung Sitoli, Sumatera Utara, pun mengabulkan permintaan pengacara itu.
Tags: