Otto Hasibuan: Ketua Umum PERADI Harus Siap Dicerca
Munas II PERADI

Otto Hasibuan: Ketua Umum PERADI Harus Siap Dicerca

Menko Polhukam memuji sikap kenegarawanan Otto Hasibuan yang tidak maju lagi dalam pemilihan.

Oleh:
RFQ
Bacaan 2 Menit
Otto Hasibuan saat menyampaikan pidato dalam acara pembukaan Munas II PERADI di Makassar, Kamis (26/3). Foto: RZK
Otto Hasibuan saat menyampaikan pidato dalam acara pembukaan Munas II PERADI di Makassar, Kamis (26/3). Foto: RZK
Laiknya pemimpin yang hendak menanggalkan jabatan, Ketua Umum Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI) Otto Hasibuan menyampaikan beberapa pesan terakhir kepada siapapun yang akan menjadi suksesornya nanti. Otto menyebut tantangan Ketua Umum PERADI ke depan tidaklah mudah.

“Saya sangat bahagia sekali, karena ada tujuh calon Ketua Umum PERADI. Kalau tidak ada yang maju, saya sedih. Kalau banyak yang maju kan baik, ibaratnya PERADI ini 'gadis cantik' banyak yang ingin melamar,” ujarnya dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional II (Munas) di Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis malam (26/3).

Untuk diketahui, berdasarkan catatan hukumonline saat ini terdapat tujuh kandidat calon ketua umum yang menyatakan akan maju dalam pemilihan. Mereka adalah Juniver Girsang, Humphrey Djemat, Hasanuddin Nasution, Fauzie Yusuf Hasibuan, Luhut Pangaribuan, James Purba, dan Irwan Muin.

Kepada para calon ketua umum yang dia sebut sebagai “sahabat”, Otto mengingatkan bahwa siapapun yang nanti terpilih sebagai Ketua Umum PERADI jangan berharap mendapatkan pujian. Alih-alih pujian, seorang Ketua Umum PERADI bahkan harus siap dicerca. Ekstremnya, dikatakan Otto, sebaik apapun sang Ketua Umum bekerja membangun PERADI, maka tak akan pernah dipuji.

“Sekali anda membuat salah, 1000 kali anda akan dicerca,” ujarnya.

Memimpin PERADI selama dua periode, Otto mengaku sudah kebal dicerca. Bagi Otto, tahan menghadapi cercaan itu yang justru membuat dia kuat dalam memimpin PERADI. Berbagi “resep”, Otto mengaku berpegangan pada prinsip “tak pernah tinggi karena dipuji, tak menjadi rendah karena dihina” sehingga dia mampu bertahan menghadapi cercaan.

“Tetapi saya tinggi karena apa yang saya buat, dan rendah karena apa yang saya lakukan,” katanya.

Ia menegaskan menjadi Ketua Umum PERADI merupakan jabatan pengabdian, bukan sebaliknya mencari materi. Makanya, siapapun yang akan menjadi ketua umum, Otto mengingatkan agar jangan berharap mendapatkansesuatu.

“Tapi apa yang anda buat untuk PERADI. Niscaya PERADI menjadi damai dan sejahtera. Itulah pesan saya kepada calon ketua umum,” imbuhnya.

Dalam pidatonya, Otto juga memaparkan beragam capaian yang telah diraih PERADI di era kepemimpinannya. Dikatakan Otto, dia dan jajaran pengurus DPN PERADI telah berhasil membawa nama PERADI di pergaulan internasional. Otto mengaku bangga karena PERADI beberapa kali menjadi tujuan studi banding sejumlah organisasi advokat luar negeri.

Dengan nada bangga, Otto juga menyebut keberhasilan PERADI dalam menyelenggarakan ujian yang Zero KKN dan dengan menerapkan ambang batas nilai kelulusan yang tinggi yakni 7. Dengan ujian dan pendidikan berkualitas, menurut Otto, advokat yang dicetak PERADI adalah advokat yang memiliki kualitas mumpuni.   

Di bagian akhir pidatonya, Otto menyampaikan permohonan maaf atas kepemimpinan di PERADI selama dua periode. Ia menyadari dalam memimpin PERADI masih banyak kekurangan. Bahkan jauh dari sempurna. Menurut Otto, masih banyak mimpi yang belum dapat diwujudkan. Namun, ia yakin ketua umum yang baru nanti akan mampu membawa PERADI menjadi lebih maju

“Di akhir jabatan ini pastilah banyak yang salah, tidak mungkin sempurna, pasti banyak yang salah. Apalagi di masa ‘perang’ banyak cita-cita kita yang belum tercapai. Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila tidak dapat melaksanakan tugas dengan baik, dan ke depan dapat diperbaiki dengan ketua umum yang baru,” ujarnya.

Hadir mewakili Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Koordinator Politik  Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Tedjo Edhy Purdjiatno memuji Otto. Menurutnya dengan serangkaian keberhasilan yang diraih PERADI, Otto dinilai lulus ujian dalam memimpin PERADI.

Di luar itu, Tedjo menghormati sikap kenegarawanan Otto yang tak lagi maju untuk memimpin PERADI dalam Munas. “Beliau ini seorang negawaran yang memberikan kesempatan untuk regenerasi. Pak Otto tidak perlu cemas dan bisa melenggang, bahwa mereka akan bersatu,” pungkasnya.
Tags:

Berita Terkait