Tak Dapat Rekomendasi dari Polisi, Munas PERADI Jalan Terus
Berita

Tak Dapat Rekomendasi dari Polisi, Munas PERADI Jalan Terus

Polisi dinilai telah diintervensi.

Oleh:
ALI
Bacaan 2 Menit
Insiden kericuhan mewarnai Munas PERADI Pekanbaru, Jumat (12/6). Foto: RES, Repro Kompas TV, Parthomy Okhtara
Insiden kericuhan mewarnai Munas PERADI Pekanbaru, Jumat (12/6). Foto: RES, Repro Kompas TV, Parthomy Okhtara
Panitia Musyawarah Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (Munas PERADI) II lanjutan di Pekanbaru menyatakan perhelatan Munas akan tetap berlangsung, walau Kepolisian Daerah (Polda) Riau menarik rekomendasi pelaksanaan Munas.

Wakil Sekretaris Organizing Committee Munas Pekanbaru, Rivai Kusumanegara mengatakan bahwa pihak panitia awalnya sudah menyampaikan pemberitahuan pelaksanaan Munas sesuai dengan Juklak Polri No.02/XII/1995 pada 29 Desember 1995 tentang Perizinan dan Pemberitahuan Kegiatan Masyarakat.

“Untuk acara ini, kami sudah menyampaikan Surat Pemberitahuan baik ke Polres Kampar, Polres Pekanbaru, Polda Riau, dan Mabes Polri. Kami ajukan pemberitahuan ada kegiatan. Itu sesuai dengan Juklak Kapolri,” ujarnya di Pekanbaru, Jumat (12/6).

Rivai menjelaskan berdasarkan Juklak itu, acara Munas cukup pemberitahuan, dan itu sudah diajukan oleh panitia. “Kalau izin itu untuk pertandingan sepakbola atau konser musik terbuka. Kalau Munas tak perlu izin,” tuturnya lagi.

Lebih lanjut, Rivai menambahkan bahwa respon pihak kepolisian pun cukup positif awalnya. “Bahkan mereka akan memberikan bantuan keamanan. Apalagi, kami menyelenggarakan Rakernas di Pekanbaru dan lokasi yang sama. Saat itu, mereka (polisi,-red) mengamankan ini semua,” ujarnya.

“Karena itu berhasil, makanya kami selenggarakan Munas di sini,” tambahnya.

Namun, lanjut Rivai, betapa kagetnya panitia penyelenggara ketika pada H-2, mereka menerima surat dari Polda Riau yang menarik rekomendasi. Dan menyerahkan tanggung jawab bila terjadi “apa-apa” kepada pihak panitia apabila terjadi kericuhan.

Rivai menyatakan alasan Polda Riau menarik rekomendasi karena adanya dualisme kepemimpinan di PERADI. “Ini sangat menarik, padahal dari Munas Makassar, semua orang juga tahu terjadi beragam kepemimpinan. Ini info lama. Kenapa mereka sempat memberi rekomendasi,” tuturnya.

Lebih lanjut, Rivai mencurigai adanya intervensi dari pihak-piak tertentu. “Ada suatu kekuatan yang meminta agar Kepolisian untuk tidak mengamankan ini,” ujarnya.

Rivai pun khawatir dengan sikap polisi yang seakan lepas tangan. “Kalau sekarang polisi menarik, lalu terjadi peristiwa tindak pidana, siapa yang bertanggung jawab? Kemana lagi kami berharap?” tuturnya.

Rivai menuturkan bahwa Munas sudah mengeluarkan biaya yang cukup besar. Para peserta sudah datang dari sejumlah tanah air. “Kita nggak boleh gagal. Kita akan tetap lanjutkan. Panitia yang akan mempertanggungjawabkan bila terjadi apa-apa,” tambahnya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sempat terjadi kericuhan sebelum Munas PERADI digelar. Terjadi lempar-lempar bangku dari kubu yang tidak menginginkan Munas ini berlangsung. 

Rivai menegaskan pihaknya tetap menahan diri untuk tidak melawan. “Biarkan kami yang dipukuli, karena kalau kami membalas, ini bisa menjadi alasan Kepolisian untuk membubarkan acara ini,” ujarnya.

“Kami mencurigai ada skenario yang ujungnya mau pembubaran. Biarkan ini jadi sejarah advokat Indonesia. Biar kami dipukuli, kami akan jalan terus,” pungkasnya.

Berdasarkan pantuan hukumonline, hingga berita ini diturunkan pukul 19.23 waktu Pekanbaru, acara Munas belum dilaksanakan. Para peserta Munas masih menikmati makan malam.
Tags:

Berita Terkait