Pansel KPK Mesti Menangkal Intervensi Kepentingan Kelompok
Berita

Pansel KPK Mesti Menangkal Intervensi Kepentingan Kelompok

Ditengarai ada kelompok tertentu yang dapat mengerahkan jaringannya untuk melobi penguasa.

Oleh:
RFQ
Bacaan 2 Menit
Pansel Calon Pimpinan KPK. Foto: RES
Pansel Calon Pimpinan KPK. Foto: RES
Seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus berjalan. Dari sekian jumlah calon, Pansel bakal menyeleksi untuk mengerucutkan jumlah calon. Dalam rangka itu, Pansel mesti mampu menangkal intervensi kepentingan kelompok yang menginginkan meloloskan sosok figur calon tertentu.

“Kini ketika Pansel terus mengerucutkan jumlah figur Capim KPK, kelompok-kelompok kepentingan semakin aktif bergerilya,” ujar anggota Komisi III DPR, Bambang Soesatyo, dalam keterangan tertulisnya kepada wartawa di Gedung DPR, Senin (27/7).

Jumlah calon tahap selanjutnya yang menjalani uji kelayakan dan kepatutan di tingkat Pansel berjumlah 48 Capim. Ia menilai dari 48 jumlah calon itu bukan tidak mungkin terdapat beberapa figur calon favorit kelompol kepentingan tertentu. Atas dasar itulah Bambang Soesatyo berharap Pansel mesti bersikap ekstra waspada penuh.

Politisi Partai Golkar itu berharap agar Pansel Capim KPK tidak terpukau dan terpana dengan kualifikasi riwayat karier maupun popularitas figur. Terpenting dari persyaratan tersebut adalah bersihnya rekam jejak calon dari perbuatan tercela dan tidak terpuji. Tentunya, bersih dari perbuatan tindak pidana.

Lebih jauh Bambang berpandangan seiring berjalannya proses seleksi di Pansel, jumlah peserta Capim KPK terus menyusut. Itu pula berujung Pansel bakal memiliki ruang yang cukup dalam menelusuri rekam jejak dari figur calon yang lolos pada tahapan seleksi. “Semangatnya adalag negara dan KPK tidak boleh kecolongan,” imbuhnya.

Misalnya, kata Bambang, ketika proses hukum sejumlah kasus besar seperti skandal dana talangan Century hingga penyalahgunaan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) tak pernah rampung ditangani. Menurutnya, negara dan KPK  sejatinya telah kecolongan. Pasalnya bukan tidak mungkin adanya kekuatan di tubuh KPK yang memang tidak menginginkan kasus besar dituntaskan.

“Kasus-kasus besar itu bisa diambangkan karena desakan maupun tekanan dari kelompok-kelompok kepentingan yang ‘memiliki’ orang kepercayaan mereka di KPK,” katanya.

Ia menilai Pansel mesti bekerja keras agar tidak mudah kecolongan. Menurutnya Pansel bakal menghadapi ujian berat. Khususnya, terhadap reputasi, kredibilitas serta moral anggota Pansel. Pasalnya demi meloloskan figur yang usung kelompok tertentu, bukan tidak mungkin akan mengerahkan jaringan yang ada untuk menggoda semua anggota Pansel. Strategi pun beragam. Misalnya, mengerahkan jaringan untuk melobi pihak penguasa. 

“Bisa terbentuk kekuatan yang sangat besar dan powerful manakala kelompok-kelompok kepentingan itu bergabung untuk tujuan dan target yang sama,” katanya.

Terpisah, anggota Pansel KPK Betti Alisjahbana mengatakan pihaknya fokus pada tahapan seleksi terhadap 48 calon untuk kemudian dikerucutkan. Proses seleksi yang digelar hari ini di mulai dengan tahapan psikotes dan bahasa inggris. Sedangkan di hari kedua pada Selasa (28/7) berupa simulasi, Leaderless Group Discussion (LGD), wawancara dan presesntasi.

Menurutnya, dengan rangkaian tes selama dua hari itu, Pansel nantinya dapat mengukur potensi kecerdasan, cara kerja, potensi kerja, hubungan sosial, kepribadian, serta integritas. Selain itu juga dapat mengetahui sejauh mana calon dalam bidang kompetensi manajerial, serta kompetensi inti sesuai kebutuhan untuk memimpin KPK. Menurutnya, proses tahapan tersebut Pansel melibatkan sejumlah lembaga yang berkompeten di bidang tersebut. Misalnya melibatkan asesor psikolog, asesor bidang SDM/Manajemen dan asesor bidang hukum.

“Selain profile sssessment di atas, kami juga mulai melakukan penelusuran rekam jejak, bekerja sama dengan berbagai lembaga seperti KPK, Kepolisian, Kejaksaan, BIN, PPATK, Kementerian Keuangan dan Masyarakat Sipil. Selain itu kami juga melibatkan masyarakat dalam proses seleksi ini,” ujarnya.

Ia berharap dengan melibatkan sejumlah stakeholder setidaknya dapat  mendapatkan Capim KPK yang terbaik. “Melalui proses seleksi yang ketat dan melibatkan berbagai lembaga dan masyarakat, diharapkan kita akan berhasil mendapatkan calon pimpinan KPK yang terbaik,” pungkasnya.
Tags:

Berita Terkait