Kerugian Perusahaan Migas Hembuskan Rumor PHK di Sektor Migas
Berita

Kerugian Perusahaan Migas Hembuskan Rumor PHK di Sektor Migas

Industri migas di Indonesia saat ini sedang mengalami masa sulit.

Oleh:
KAR
Bacaan 2 Menit
Foto Ilustrasi: SGP
Foto Ilustrasi: SGP
Pendapatan negara tahun ini diprediksi akan menurun. Hal ini lantaran banyak perusahaan migas di Indonesia yang mengaku rugi di tengah harga minyak dunia yang anjlok. Akibatnya, pendapatan migas nasional tahun ini tak bisa dihindari lantaran adanya sejumlah sentimen negatif.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), menilai selain faktor harga yang rendah penurunan pendapatan juga dipengaruhi jumlah produksi. Hingga kini,perhitungan SKK Migas produksi migas nasional belum bisa meningkat secara signifikan. Tahun ini peningkatan minyak dan kondensat ditaksir hanya berada di kisaran 826 ribu barel per hari (bph).

"Bisa di atas 1.000 bph dari target APBNP itu (825 ribu Bph) berkat produksi Banyuurip. Sekarang tergantung kurs rupiah terhadap dolar-nya berapa karena salah satu faktornya ya itu juga,” jelas Kepala Humas SKK, Migas Elan Biantoro, di kantornya di Jakarta, Rabu (29/7).

Kerugian dalam usaha penjualan minyak pun tak hanya diderita oleh PT Pertamina (Persero). Secara umum, perusahaan minyak yang ada di Indonesia maupun di dunia harus menanggung laba yang minim bahkan rugi. Pasalnya, harga minyak mentah dunia dalam beberapa waktu terakhir terus menggelincir.

SKK Migas mengakui industri migas di Indonesia saat ini sedang mengalami masa sulit. Elan mengakui bahwa pihaknya juga telah mendengar sejumlah rumor mengenai adanya isu pemutusan hubungan kerja (PHK) yang bakal dilakukan perusahaan-perusahaan migas Indonesia. Hanya saja, hingga kini pihaknya belum mendapat pemberitahuan secara resmi dari para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).

“Itu baru rumor yang beredar di Whatsapp, BBM dan mailing list ya. Kalau secara resmi SKK Migas belum dapat info langsung dari Kontraktor," kata Elan.

Menurut Elan, belum adanya pemberitahuan resmi itu bukan berarti SKK Migas menunggunya. Dia mengatakan, justru pihaknya akan berupaya untuk mencegah hal itu terjadi. SKK Migas, kata Elan, akan terus melakukan komunikasi secara intensif dengan KKKS guna menyiasati pelemahan harga.

Lebih lanjut ia menuturkan, salah satu upaya komunikasi dan koordinasi yang telah dilakukan ialah mempercepat revisi penyusunan rencana kerja dan anggaran atau Work Plan and Budgeting (WP&B). perhitungan WP&B memang telah rampung pada bulan Juni lalu. Oleh karena itu, dirinya berharap percepatan revisi WP&B bisa membuat pemerintah mengetahui lebih cepat proyeksi produksi dan pendapatan dari sektor hulu migas di tengah ambruknya harga minyak.

"Dan terbukti, banyak KKKS menyatakan akan mengurangi kegiatan pengembangannya tahun ini seperti Pertamina. Selain itu, dari upaya ini kita juga memprediksi bahwa pendapatan dari sektor hulu migas akan turun," katanya.

Sebagaimana diketahui, harga dua patokan minyak dunia, yaitu Brent dan minyak mentah berjangka AS, merosot cukup tajam. Kekhawatiran investor telah menyebabkan harga tergelincir hingga 20 persen. Sebab, pasokan dinilai akan tetap berlebih hingga akhir tahun ini. Namun, harga tersebut cukup sedikit membaik kendati masih lebih rendah 40 persen dibanding tahun lalu.

Harga minyak mentah Brent kini menjadi AS$53,30 per barel di pasar ICE Future Europe. Harga ini dinilai sebagai indikasi kepulihan setelah mencapai titik terendahnya dalam enam bulan terakhir. Sementara itu, harga minyak mentah berjangka AS berada pada kisaran AS$47 per barel di New York Mercantile Exchange. Harga patokan ini juga naik di tengah spekulasi krisis China sebagai konsumen energi terbesar dunia.
Tags:

Berita Terkait