Talent Scouting Jadi Alternatif Law Firm Rekrut Lawyer
Utama

Talent Scouting Jadi Alternatif Law Firm Rekrut Lawyer

Sebelum merekrut lawyer, sangat penting untuk melihat bagaimana para mahasiswa berinteraksi di dalam kelas.

Oleh:
RIA/CR-19
Bacaan 2 Menit
Calon advokat. Foto: RES (Ilustrasi).
Calon advokat. Foto: RES (Ilustrasi).
Tak hanya menunggu calon-calon lawyer datang melamar ke kantor, beberapa law firm ternama di Jakarta tak segan-segan menjemput bola dari mahasiswa dan lulusan baru (fresh graduate) yang dirasa memiliki potensi yang bagus untuk melengkapi susunan lawyer di kantornya. Law firm Hadinoto Hadiputranto & Partners (HHP) salah satunya.

Dihubungi hukumonline melalui sambungan telepon, Managing Partner HHP Erwandi Hendarta menyampaikan bahwa lawyer HHP tak jarang direkrut melalui talent scouting. “Kita itu kan terlibat juga untuk memberikan workshop atau mengajar di universitas-universitas. Di situ lah talent scouting kita,” ujar Erwandi.

Lulusan Fakultas Hukum Universitas Airlangga yang juga pernah berprofesi sebagai banker ini mengatakan, ketika workshop dapat dilihat antusias para peserta lewat keaktifan mereka di kelas. Keaktifan tersebut terlihat saat mereka rajin bertanya dan rajin ikut berdiskusi, sebut Erwandi.

“Biasanya dari situ kita akan catat nama-nama mereka. Sehingga waktu anaknya itu mengapply ke kita, kita sudah punya catatan tentang dia. Atau bahkan bisa juga setelah kita tanya siapa namanya, mereka kita suruh langsung kirim aplikasi ke kita,” lanjutnya yang aktif menjadi managing partner terhitung sejak Juli lalu.

Erwandi yang juga sering mengajar di kelas-kelas perkuliahan mengatakan, sebelum merekrut lawyer sangat penting untuk melihat bagaimana para mahasiswa berinteraksi di dalam kelas.

“Intinya kita ngga mau hanya terpaku pada suatu interview yang tertulis. Karena itu ngga akan menggambarkan seorang individu dengan seutuhnya. Holistik, bahasa Indonesianya seutuhnya. Nggak hanya IQ nya tinggi tapi EQ nya juga bagus,” sambungnya.

Hal sama juga dilakukan oleh Assegaf Hamzah & Partners (AHP). Eko Basyuni, partner AHP yang mengurusi rekrutmen lawyer ini mengatakan salah satu caranya menjemput bola adalah dengan memberikan workshop kepada mahasiswa atau fresh graduate.

“Kita adakan workshop. Nah di ujung workshop itu kan biasanya ada excercisenya. Dari hasil excercisenya kita bisa lihat mana calon lawyer yang bagus. Di situ kita bisa tawarin dia, ajak dia, untuk apply ke AHP,” papar Eko.

Selain itu AHP juga tak jarang meminta lawyernya untuk mengajak teman-teman mereka yang berpotensi untuk mengirimkan aplikasi ke AHP. “Tolong dong temennya yang bagus-bagus suruh apply ke kita,” tiru Eko saat meminta lawyernya merekomendasikan calon lawyer yang dinilai bagus.

Dengan jawaban yang agak sedikit berbeda, salah satu partner pada Karimsyah Law Firm Firmansyah mengatakan mahasiswa-mahasiswa yang aktif dalam kompetisi saat di kampus yang sering menjadi pertimbangan untuk memulai magang di Karimsyah Law Firm, yang berlokasi di Jalan TB Simatupang.

“Biasanya mereka yang suka dan sudah ikut moot court(kompetisi peradilan semu, red)bahkan sampai ke luar negeri, punya kemampuan bahasa inggrisyangbaik, dan kemampuan untuk beracaranya baik kita lihat.Mereka kita kasih kesempatan untuk magang,” ungkap Firmansyah.

Menurutnya, setiap lawyer di Karimsyah memang harus melalui masa magang terlebih dulu. “Jadi mereka itu magang dulu selama tiga bulan. Nanti kita lihat kebutuhan kantor dan  bagaimana prestasi dia waktu magang. Kalau kebutuhan kantor memang kita sedang butuh orang dan prestasi waktu magang memuaskan, ya bisa kita pertimbangkan untuk diterima,” sebut Firmansyah ditemui hukumonline di kantor Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, Jumat (14/8).

Sedangkan di AHP, keperluan magang tak terlalu menjadi penilaian utama saat menerima lulusan baru. “Kalau untuk kita sih di level fresh graduate gitu kalau dia pernah punya pengalaman magang sebelumnya ya bagus. Itu jadi nilai plus. Tapi kalau memang belum ya ngga apa-apa juga,” ujar Eko.

Disampaikannya, bagi fresh graduate, yang sangat diperlukan adalah cara ia berpikir, kemampuan bahasa Inggrisnya, dan kriteria-kriteria lain yang memenuhi penilaian layak untuk menjadi lawyer handal.
Tags:

Berita Terkait