Ini Paket Kebijakan ESDM Respon Kelesuan Ekonomi
Berita

Ini Paket Kebijakan ESDM Respon Kelesuan Ekonomi

Mulai dari penurunan harga bahan bakar dan listrik, sampai optimalisasi keanggotaan OPEC.

Oleh:
KAR
Bacaan 2 Menit
Menteri ESDM Sudirman Said (kiri). Foto: esdm.go.id
Menteri ESDM Sudirman Said (kiri). Foto: esdm.go.id

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral didampingi jajarannya mengumumkan paket kebijakan Kementerian ESDM, di Kantor Direktorat Jenderal Ketenaga Listrikan, Jakarta, Kamis (8/10). Paket tersebut menindaklanjuti kebijakan ekonomi jilid III yang telah disampaikan oleh Presiden. Beberapa paket kebijakan di bidang energi tersebut adalah:

1.    Harga gas industri turun

Mulai tanggal 1 Januari mendatang, harga gas bagi kalangan industri akan mengalami penurunan sesuai dengan pengumuman paket kebijakan ekonomi jilid III, pemerintah Joko Widodo (Jokowi). Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, IGN Wiratmadja‎Puja menjelaskan, penurunan harga itu dapat dinikmati oleh beberapa jenis pelaku industri. Pertama, industri pupuk atau petrokimia yang memberikan nilai tambah besarterhadap gas. Kedua, industri-industri strategis di dalam negeri. Ketiga, industri yang menggunakan gas untuk proses produksi. Keempat, industri manufaktur yang mempekerjakan banyak sekali karyawan.

“Pemerintah mencermati pola penjualan gas dari kontraktor kontrak kerjasama (KKKS), kontrak jual beli gas untuk listrik, pupuk, lewat pipa, dan juga trader berlapis. Pola ini kita cermati bagaimana bisa membuat tata kelola gas lebih efisien. Penurunan penerimaan negara semua kita kaji secara detil sampai diputuskan seperti yang kita inginkan‎," ujar Wiratmadja.

2.    Naikkan produksi biodiesel

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Rida Mulyana menargetkan Indonesia bisa memproduksi lima juta likoliter (KL) biodiesel selama tahun 2016. Menurutnya, jika target itu tercapai, maka akan ada penghematan devisa US$ 1,9 miliar, dari pengurangan impor solar. Ia juga mengatakan, produksi biodiesel juga akan membantu program elektrifikasi nasional. Sebab, sebagian biodiesel bisa digunakan menjadi bahan bakar pembangkit listrik.

“Tahun depan, setiap liter solar harus mengandung biodiesel dari seperlima komponennya. Ini untuk mengejar target pengurangan impor BBM yang selama ini kita lakukan,” kata Rida.

3.    Turunkan harga solar

Dalam paket kebijakan ekonomi jilid III, harga bahan bakar solar diturunkan senilai Rp200 per liter. Sebelumnya, PT Pertamina telah menurunkan harga jual avtur senilai 10 sen dollar AS per liter untuk penerbangan internasional, dan 1 sen dollar AS per liter untuk penerbangan domestik. Hal ini diharapkan menjadi daya dorong pertumbuhan ekonomi dari sektor energi.

Menurut Sudirman Said, pemerintah memang fokus kepada industri dan ekonomi yang memiliki multiplier effect. Ia menyebut, solar dipakai industri dan transportasi. Sementara itu, avtur dipakai transportasi. Hingga saat ini, Premium yang sebagian besar dikonsumsi oleh kendaraan pribadi belum bisa diturunkan karena dinilai tak membawa dampak luas bagi pertumbuhan ekonomi.

Tags:

Berita Terkait